Jakarta (ANTARA News) - Kota Banda Aceh telah melakukan inovasi dalam layanan pengangkutan sampah yang berbasis website.

Atas inovasi tersebut, Kota Banda Aceh meraih penghargaan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) Award 2015 untuk kategori Pemerintah di bidang Sanitasi yang diumumkan dalam Konferensi Air Minum dan Sanitasi Nasional (KSAN) 2015, Rabu.

"Layanan pengangkutan sampah berbasis website ini sudah berjalan sejak dua tahun lalu," kata Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa'aduddin Djamal, di Jakarta.

Menurut Illiza, dengan layanan berbasis website tersebut masyarakat dapat melacak kapan truk sampah datang, bahkan sampai nomor plat truk dan nama sopirnya.

"Apabila ada sampah yang tidak terangkut, masyarakat bisa melaporkan langsung lewat website (www.kebersihan.bandaacehkota.go.id) atau telepon agar sampah di rumahnya segera diangkut. Berbagai informasi lainnya juga ada di website," jelas Illiza.

Ia menambahkan, layanan tersebut mendukung program layanan lainnya di Banda Aceh yang sudah berbasis online.

"Di Banda Aceh, masyarakat sudah melek teknologi, hotspot diberikan secara cuma-cuma. Pelayanan untuk sekolah semua berbasis online, tata kelola pemerintahan juga. Dengan begitu, kontrol lebih mudah, akses lebih baik, penanganan juga lebih cepat. Bahkan lewat website juga masyarakat bisa melihat data pohon, berapa jumlahnya, titiknya dimana saja," tutur Illiza.

Illiza mengatakan, pemerintah Kota banda Aceh mendorong masyarakat untuk mengurangi sampah langsung dari sumbernya.

"Kami mengajak masyarakat mempunyai kesadaran untuk mengolah sampah rumah tangga, sampah organik menjadi kompos. Apabila komposnya tidak mereka gunakan, pemerintah daerah siap menampung untuk membelinya. Sekarang sudah ada 2.000 rumah masyarakat yang melakukan pengomposan rumah tangga," ungkap Illiza yang menambahkan terdapat juga bank sampah di beberapa kampung.

Begitu pun dengan kotoran tinja yang diolah menjadi pupuk untuk tanaman kota di Instalasi Pengolahan Limbah Tinja (IPLT) Kota Banda Aceh.

"Di IPLT Kota Banda Aceh seperti taman yang menarik masyarakat untuk datang ke sana, karena tidak bau, bahkan banyak juga yang rekreasi ke sana sekalian belajar," ujar Illiza.

"Saat ini sudah ada 20 rumah yang kami distribusikan biogas dari hasil pengolahan limbah. Rumah-rumah tersebut lokasinya dekat tempat pembuangan akhir sampah, target kami bertambah menjadi 60 rumah sampai akhir tahun ini," jelas Illiza.

Pewarta: Monalisa
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015