Banda Aceh (ANTARA News) - Tim peneliti dari Pusat Penelitian Ilmu Sosial dan Budaya (PPISB) Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh akan memperjuangkan Lamuri, Kabupaten Aceh Besar, menjadi kawasan cagar budaya, karena di daerah itu ditemukan peninggalan bekas kerajaan kuno.

"Sebagai pemerhati sejarah dan sebagai orang Aceh, kita tentu berharap agar Kawasan Lamuri itu ditetapkan menjadi Kawasan Situs Budaya Nasional yang harus dijaga dan lindungi oleh negara," kata Kepala PPISB Unsyiah Dr Husaini Ibrahim, MA di Banda Aceh, Rabu.

PPISB bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh telah melakukan penelitian pelacakan jejak kerajaan kuno Lamuri di kawasan Lamreh, Aceh Besar. Dari penelitian ini ditemukan peninggalan bekas kerajaan Lamuri yang tersebar di perbukitan Lamreh, seperti tembikar, pecahan keramik, mata uang asing, benteng-benteng dan batu-batu nisan klasik.

"Penelitan sudah selesai kita laksanakan bulan lalu. Hari Kamis (12/11) akan kita gelar seminar hasil penelitian di Aula FKIP Unsyiah," kata Husaini yang juga ketua tim peneliti.

Dari seminar ini diharapkan menghasilkan sebuah rekomendasi kepada Pemerintah Aceh guna mengusulkan layak tidaknya Lamuri ditetapkan sebagai Kawasan Cagar Budaya di lingkup Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata RI.

Husaini yang juga arkeolog lulusan USM Malaysia itu menambahkan, pada seminar yang terbuka untuk umum itu akan menghadirkan tiga pemateri dari Indonesia dan Malaysia. Mereka adalah Prof Dr Mokhtar bin Saidin, Pengarah Pusat Penyelidikan Arkelogi Global Universiti Sains Malaysia (USM).

Dia akan membawa makalah berjudul Kepentingan Lamuri terhadap Peradaban Islam Asia Tenggara. Pemateri selanjutnya adalah Dr Husaini Ibrahim, MA. Dia akan membawa makalah tentang Laporan Hasil Penelitian Situs Lamuri Tahun 2015.

Dan terakhir adalah Dra. R. Widiati, M.Hum, Kasubbid Pelestarian Cagar Budaya Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata RI dengan makalahnya berjudul Mekanisme Penetapan Kawasan Cagar Budaya.

Pewarta: Anwar
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015