Kandahar, Afghanistan (ANTARA News) - Sepuluh gerilyawan Taliban dilaporkan tewas dalam pertempuran dengan pasukan Inggris-Afghanistan di dekat sebuah proyek bendungan utama di Afghanistan selatan, kata polisi setempat, Jumat. Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), di mana pasukan Inggris menjadi bagiannya, memastikan bahwa terjadi pertempuran di daerah-daerah Kajaki dan Sangin di provinsi Helmand, Afghanistan selatan, pada Kamis, namun tidak bisa mengonfirmasi jumlah kematian itu. Daerah-daerah itu berbatasan dengan Musa Qala, kota yang direbut Taliban sepekan lalu. "Tidak ada korban di pihak ISAF," kata jurubicara Kapten Andre Salloum. Sementara itu, Kepala Kepolisian Provinsi Helmand, Nabi Jan Mullahkhail, "Kami mengetahui bahwa 10 Taliban, termasuk salah seorang komandan mereka, tewas." Beberapa dari gerilyawan Taliban yang terlibat dalam pertempuran di sekitar Kajaki datang dari Musa Qala, katanya. Seorang tetua suku mengatakan, ada sekira 300 Taliban di kota Musa Qala, yang direbut pada tengah malam Jumat. Pemerintah Afghanistan menyatakan, mereka ingin membujuk Taliban agar meninggalkan daerah itu melalui negosiasi. Pasukan Inggris selama beberapa pekan berusaha membersihkan daerah Kajaki agar pekerjaan bisa dimulai lagi untuk memulihkan sebuah bendungan untuk pusat listrik tenaga air yang bisa memenuhi kebutuhan listrik bagi 1,8 juta orang. Helmand dilanda sejumlah kerusuhan terburuk yang berkaitan dengan Taliban dan juga menghasilkan sekitar seperempat opium ilegal Afghanistan, negara penghasil terbesar tanaman itu di dunia. Produksi opium meningkat 179 persen kawasan itu tahun lalu, kata parah ahli PBB, yang mengaitkan perdagangan obat bius dengan pemberontakan. Sebagian besar dari 5.200 prajurit Inggris yang ditempatkan di Afghanistan berada di Helmand. Taliban digulingkan dari kekuasaan di Afghanistan karena menolak menyerahkan pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden, yang bertanggung jawab atas serangan-serangan teror 11 September 2001 terhadap kota-kota AS yang menewaskan sekitar 3.000 orang. Sejak itu sisa-sisa rejim tersebut dan gerilyawan Al-Qaeda sekutu mereka mengobarkan pemberontakan terhadap pasukan asing dan pemerintah Afghanistan dukungan AS. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007