Sampang (ANTARA News) - Meningkatnya produksi garam rakyat di Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, membuat Lembaga Swadaya Masyarakat Garindo Sampang, menolak garam impor. "Pemerintah pusat harus berani mengambil kebijakan menolak garam impor, karena garam rakyat di Sampang melimpah sejak tahun 2006 lalu," ujar Sekretaris LSM Garindo Sampang, Ach Baidawi, Minggu. Menurut Baidawi, sebelum garam rakyat di Madura terserap, pemerintah harus menyetop garam impor sebab jika masih ada garam impor maka warga petani garam di Madura terus berada dalam keterpurukan. Melimpahnya garam rakyat di Sampang, diakui pula oleh Kepala Disperindagtam Sampang, Ir Winarno. Menurut dia, produksi garam tahun 2006 lalu melimpah, karena musim kemarau lebih panjang enam bulan jika dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya berkisar 4,5 bulan. Bahkan diakui pula, peningkatan produksi garam disebabkan adanya perluasan lahan garam, dari 3.900 hektare menjadi 4.200 hektare. Hal itu terjadi, karena dua tahun terakhir harga garam Madura meningkat, sehingga petani garam lebih bergairah. Data produksi garam rakyat pada tahun 2005 lalu, mencapai 270.000 ton, sedangkan pada tahun 2006 meningkat menjadi 330.000 ton. "Jadi, selain ada peningkatan produksi, juga adanya perluasan lahan produksi garam, sehingga garam rakyat melimpah,"tegasnya. Dari total roduksi garam rakyat Sampang yang mencapai 330.000 ton itu, kata Winarno, yang terserap oleh anggota asosiasi produsen garam konsumen beryudium (Aprogakob) hanya 127.000 ton.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007