Batam (ANTARA News) - Dua personel Marinir TNI AL penjaga Pulau Laut--salah satu pulau terluar di Kepulauan Riau perbatasan dengan perairan Vietnam--ditemukan selamat di Pulau Midai, Kabupaten Natuna, setelah terapung-apung beberapa hari di laut akibat pecah sampan dalam perjalanan ke Pulau Sedanau. Hari ini mereka dijemput dengan KRI yang dapat merapat di Selat Lampa dan direncanakan pada 12.30 WIB tiba di Ranai (ibukota Kabupaten Natuna) untuk segera dibawa ke RSUD Ranai, kata Perwira Staf Intel Pangkalan TNI-AL (Lantamal) Ranai Kapten Laut Achmad Syaefudin ketika dihubungi ANTARA News dari Batam, Minggu. Serka Mar Adiamin (32) dan Serda Mar Hendrik (21) bersama nelayan Syamsul masih dalam kondisi lemah namun di Pulau Midai telah mendapat pertolongan pertama di Puskesmas Midai. Kedua prajurit yang bermarkas di Lampung itu bertugas di Pulau Laut dalam Satgas Marinir Pengamaman Pulau Terluar di Bawah Kendali Operasi Kodam II/Bukit Barisan. Adiamin, Hendrik, bersama Syamsul berjuang bertahan hidup (survival) di laut sekitar lima hari sejak pompong (sampan bermotor) yang mereka tumpangi Minggu (4/2) mati mesin dan pecah dihantam gelombang perairan Nartuna yang mengganas pada musim angin utara. Pulau Laut-Pulau Sedanau berjarak tempuh delapan jam. Namun, pada sekitar 25 mil laut atau tiga jam pelayaran, mesin mati dan gelombang memorakporandakan sampan yang mereka gunakan. Setelah berhari-hari di laut, kedua prajurit marinir dan Syamsul mendarat di Pulau Timau dan beberapa saat kembali harus survival dan belum bisa mengontak markas. Mereka kemudian ditolong warga masyarakat nelayan dan dibawa ke Puskesmas Midai untuk perawatan pertama. Di Midai, kontak baru dapat dilakukan. Pada Sabtu sekitar 17.30 WIB Serka Adiani (NRP 86792) dan Serda Mar Hendrik (106717) bersama Syamsul, dipastikan regu pencari dan pertolongan (SAR) dalam kondisi selamat.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007