Jakarta (ANTARA News) - Banjir yang sempat "melumpuhkan" aktifitas warga Jakarta selama beberapa hari menuai simpati dan bantuan dari berbagai negara, sehingga bila dikalkulasikan bantuan untuk korban banjir mencapai jutaan dolar AS. Berdasarkan data yang dikumpulkan ANTARA, bantuan dari pemerintah atau lembaga asing yang diterima Badan Koordinasi Nasional Pengendalian Bencana (Bakornas PB) maupun Palang Merah Indonesia (PMI) lebih dari 3 juta dolar AS. Salah satu donasi terbesar diberikan oleh Pemerintah Belanda, yaitu satu juta euro atau setara dengan Rp11 miliar, yang diserahkan oleh Dubes Belanda untuk Indonesia, Nikolaos van Dam, di Jakarta, Jumat (9/2). Setengah dari bantuan itu atau Rp5,85 miliar, kata Dubes van Dam, disalurkan melalui Palang Merah Belanda dan Palang Merah Indonesia (PMI) untuk penyediaan bahan-bahan pokok bagi korban banjir, yaitu makanan, air bersih, obat-obatan, pakaian, selimut, dan kebutuhan logistik. Sedangkan sisa bantuan senilai Rp5,85 miliar disalurkan lewat organisasi internasional untuk migrasi (IOM), untuk penyediaan perahu karet. Komisi Uni Eropa juga turut memberikan bantuan senilai 600 ribu euro atau setara dengan 778.000 dolar AS. Bantuan darurat senilai 15 juta yen atau Rp1,1 miliar juga dijanjikan oleh Pemerintah Jepang, seperti yang disampaikan dalam siaran pers Kedutaan Besar Jepang di Jakarta, Selasa (6/2). Jepang memberikan bantuannya dalam bentuk tenda, selimut, matras tidur, lembaran plastik dan jeriken air antara lain atas permintaan pemerintah Indonesia serta atas dasar kemanusiaan mengingat hubungan persahabatan kedua negara. Sementara itu, Pemerintah Jerman dan Konferensi Uskup Jerman (KUJ) memberikan bantuan kemanusiaan untuk korban banjir Jakarta masing sebesar 250.000 euro (Rp2,9 miliar) dan 100.000 euro (Rp1,2 miliar). Kedubes Jerman di Jakarta dalam siaran persnya, Rabu (7/2), menyebutkan bahwa dana yang berasal dari Kementerian Luar Negeri Jerman itu akan disalurkan melalui Lembaga Bantuan Kemanusiaan Jerman yang beroperasi di Indonesia, khususnya bagi penyediaan air minum, alat-alat kebersihan dan obat-obatan, sementara bantuan dari KUJ akan disalurkan melalui Lembaga Katolik Caritas Jerman. Pemerintah Australia, menurut pernyataan Duta Besarnya untuk Indonesia Bill Farmer pada Jumat (9/2), mengirimkan bantuan senilai total 250 ribu dolar AS. Amerika Serikat sendiri menyatakan komitmennya untuk memberikan bantuan kepada korban banjir senilai Rp1 miliar, dan 100 ribu dolar di antaranya dipergunakan sebagai dana darurat. Aliran bantuan juga datang dari Pemerintah Kanada lewat Badan Kerjasama Pembangunan Internasional Kanada (CIDA) akan menyalurkan dana sebesar 50.000 dolar Kanada (sekitar Rp382 juta) untuk membantu korban banjir di Jakarta dan sekitarnya. "Bantuan dari Kanada tersebut disalurkan melalui PMI Lembaga KAPAL Perempuan untuk menyalurkan bantuan makanan dan kebutuhan darurat bagi para korban," kata Dubes Kanada untuk Indonesia John Holmes. Bantuan senilai 20 ribu dolar AS diserahkan kantor perwakilan dagang dan ekonomi Taiwan di Jakarta. Menurut Kepala Kantor Ekonomi dan Perdagangan Taiwan, David Lin, sebagian besar pengusaha Taiwan dan keluarganya tinggal di kawasan Kelapa Gading, rumah dan pabrik mereka hampir semuanya terkena banjir. Berbagai bantuan dari lembaga-lembaga PBB turut ambil bagian, seperti UNICEF (150 ribu dolar AS), UNFPA (96.000 dolar AS), dan UNHCR (25 ribu dolar AS). Di luar data itu, Bakornas PB mencatat masih ada bantuan dari luar negeri, yaitu Action Contra La Faim (ACF), CWS, IFRC, Islamic Relief, Save The Children, UNOCHA, UNDP, Pemerintah Malaysia, Pemerintah Selandia Baru, dan WFP. (*)

Copyright © ANTARA 2007