Jadi jangan dilihat bahwa konflik Golkar adalah soal kepemilikan dan bisa selesai dengan proses hukum. Proses hukum itu hanya menghasilkan pihak menang dan kalah,"
Jakarta (ANTARA News) - Politikus senior Partai Golkar Andi Mattalata menyarankan penyelesaian masalah partai beringin dilakukan layaknya penuntasan konflik di Aceh yakni dengan tidak semata-mata mengandalkan proses hukum.

"Penyelesaian konflik Partai Golkar tidak bisa hanya mengandalkan proses hukum. Seperti konflik Aceh, meskipun sudah berapa orang (anggota Gerakan Aceh Merdeka) ditangkap tetap tidak selesai, akhirnya ujungnya tetap harus melalui pendekatan politik berupa pilkada Aceh," kata Andi Mattalatta seusai melakukan dialog penyelesaian konflik partai beringin dengan poros muda Golkar di Jakarta, Senin.

Andi mengatakan pendekatan politik juga harus diterapkan dalam konflik Golkar, misalnya dialog dan penyelenggaraan munas bersama yang demokratis.

Menurut Andi, proses hukum yang berjalan di tengah konflik Golkar hanya menghasilkan kubu pemenang dan kubu yang kalah.

"Jadi jangan dilihat bahwa konflik Golkar adalah soal kepemilikan dan bisa selesai dengan proses hukum. Proses hukum itu hanya menghasilkan pihak menang dan kalah," tegas Andi.

Andi menilai penyelenggaraan munas bersama adalah jalan keluar konflik Golkar. Namun harus dipastikan munas menghasilkan pemimpin yang lebih baik dari dualisme kepemimpinan saat ini.

Pascaputusan Mahkamah Agung, sejumlah kader muda dari kedua kubu partai beringin gencar berdialog dengan para tokoh senior Golkar guna meminta pendapat atas penyelesaian konflik Golkar.

Sebelum bertemu dengan Andi Mattalatta, poros muda Golkar yang terdiri dari kader muda Golkar kedua kubu, telah melakukan pertemuan dengan sejumlah tokoh senior beringin lainnya seperti Muladi dan Ginandjar Kartasasmita.

Kader muda Golkar kubu Aburizal Bakrie, Ahmad Doli Kurnia mengatakan hasil pertemuan poros muda dengan tokoh senior akan dirumuskan sebagai rekomendasi bagi Aburizal Bakrie dan Agung Laksono.

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015