Jakarta (ANTARA News) - Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) mengharapkan industri pembiayaan bisa tumbuh dari lima hingga 10 persen pada tahun 2016 mendatang dengan asumsi ekonomi yang terjadi.

"Dengan asumsi ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5 sampai 5,3 persen di 2016 maka industri pembiayaan dapat tumbuh mencapai 5 sampai 10 persen," kata Ketua Umum APPI Suwandi Wiratno dalam seminar bertajuk Insurance Outlook 2016, di kawasan Sudirman Jakarta, Kamis.

Keyakinan tersebut diungkapkan oleh Suwandi karena kinerja perusahaan pembiayaan hingga Juli 2015 masih cukup baik, dimana perusahaan pembiayaan mampu tumbuh delapan hingga 12 persen.

"Bahkan dalam kurun empat tahun terakhir, pertumbuhan nilai pembiayaan industri pembiayaan berkisar Rp17,4 triliun per tahun," tuturnya.

Kendati demikian, dia tidak menolak jika dikatakan saat ini secara umum kinerjanya memang melambat seperti di sektor pembiayaan sewa guna usaha, anjak piutang, kartu kredit, dan pembiayaan konsumen.

"Namun, ada prospek perusahaan pembiayaan pada sektor maritim. APPI telah memetakan prospek pembiayaan di sektor maritim. Apalagi, kebutuhan kapal tangkap dan pengumpul menjadi salah satu investasi yang dibutuhkan," ujarnya.

Selain itu, dia menambahkan gejolak nilai tukar atau depresiasi nilai tukar rupiah pada akhir-akhir ini dan diikuti dengan lonjakan suku bunga acuan atau BI rate yang sekarang ini terus dipertahankan di angka yang cukup tinggi juga ada pengaruhnya.

Ia mencontohkan pengaruh tersebut datang dari depresiasi rupiah yang walaupun tidak berpengaruh secara langsung, tapi memberi dampak langsung terhadap bank umum yang menjadi sumber dana perusahaan pembiayaan.

"Selama ini, perusahaan pembiayaan masih mengakses dana dari bank umum. Selain itu, faktor lainnya adalah kinerja perusahaan pembiayaan akan cenderung turun karena lesunya ekonomi," tutur dia.

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015