Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah di pasar uang spot antar-bank Jakarta beberapa saat setelah pembukaan perdagangan Selasa, melemah 17 poin ke posisi 9.060/9.066 per dolar AS dari posisi penutupan hari sebelumnya 9.043/9.050 per dolar AS. Analis Valas PT Bank Mega Tbk, Adrian, di Jakarta mengatakan bahwa melemahnya rupiah hari ini lebih disebabkan oleh intervensi Bank Indonesia (BI) yang menginginkan mata uang itu tetap berada pada kisaran 9.000 per dolar AS. Menurut Andrian, intervensi dilakukan karena pemerintah khawatir penguatan rupiah hingga menembus di bawah 9.000 dapat mengurangi daya kompetitif produk eskpor dalam negeri di pasar dunia. "Para eksportir kemungkinan besar juga akan meminta BI untuk memasuki pasar mengimbangi pergerakan rupiah yang cenderung menguat, katanya. Intervensi BI untuk mengontrol rupiah sangat beralasan untuk saat ini karena di pasar regional dolar AS juga melemah terhadap yen, sehingga tanpa ada campur tangan kemungkinan rupiah menguat sangat besar, katanya. Di pasar regional, dolar AS terhadap yen turun 0,2 persen menjadi 121,65 yang sebelumnya sempat mencapai 122,05 yen dan euro melemah 0,2 persen jadi 157,70. "Kami memperkirakan rupiah pada penutupan nanti sore masih akan terkoreksi hingga mendekati level Rp9.100 per dolar AS, melihat besarnya tekanan negatif itu," katanya. Ditanya mengenai melemahnya dolar AS, menurut dia, karena para eksportir Jepang melepas dolar AS yang saat itu sudah melewati angka 122 yen. Nilai yen sebesar itu akan membuat produk Jepang di pasar dunia akan sulit bersaing dan ini perlu diambil langkah untuk menyesuaikan diri dengan pasar, katanya. Selain itu, kenaikan yen juga berkat tidak jadinya negara-negara industri maju (G7) yang akan membahas pelemahan yen menjadi topik utama pada pertemuan tersebut, tambahnya. Menurut Adrian, pelaku pasar asing sebenarnya masih menunggu laporan prospek ekonomi AS oleh Bank Sentral AS (The Fed). Apabila ekonomi AS dilaporkan berjalan dengan baik, maka diperkirakan dolar AS akan kembali menguat, katanya. Rupiah, ia lebih lanjut mengatakan, masih berpeluang untuk menguat lagi. Jadi koreksi harga yang terjadi saat ini, setelah mata uang lokal itu menguat hingga mendekati level 9.000 per dolar AS. Apabila bank sentral belum memasuki pasar melakukan intervensi rupiah diperkirakan akan bisa mencapai di bawah level 9.000 per dolar AS pada hari ini, ucapnya. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007