Libanon Selatan (ANTARA News) - Ratusan personel penjaga perdamaian PBB yang bertugas di Lebanon Selatan, Sabtu, bertepuktangan riuh ketika kontingen Indonesia mengakhiri tarian Kecak dan Saman pada jamuan khusus yang diselenggarakan pasukan TNI bagi kontingen Spanyol, Nepal, dan Malaysia. Informasi yang diterima ANTARA dari perwira penerangan kontingen TNI di Libanon Selatan, Mayor Inf Irawadi, Selasa, menyebutkan, tarian yang dibawakan 80 prajurit TNI itu berlangsung di lapangan apel kontingen Indonesia. Acara jamuan datang atas inisiatif komandan kompi untuk menentukan kesenian tersebut. Rampak gendang dan tari perang Papua, juga akan disiapkan oleh kontingen Indonesia untuk menjamu kontingen lain di kesempatan mendatang. Letkol Bachero, Komandan Satuan Tugas Spanyol mengungkapkan kekagumanannya atas kemampuan para prajurit TNI tersebut. "Sungguh luar biasa, prajurit kami tidak memiliki kemampuan seperti ini. Kalau bisa, nanti pada saat parade di tempat kami, kami akan undang personel Indonesia", kata perwira lulusan akademi militer Spanyol tahun 1986 itu. Sementara itu, Kolonel Dalib Basir, Komandan Satgas Malaysia, mengatakan bahwa dirinya tidak menyangka, Indonesia sudah siap dalam segala hal. Tidak hanya kesiapan pasukan namun juga ketrampilan olah seni yang dimiliki Indonesia. "Prajurit kami tidak bisa menari dan belum mempersiapkan hal seperti ini", lanjutnya. Hal senada juga dikemukakan Letkol Radju, Komandan kontingen Nepal. Tari Saman (berasal dari Aceh) yang dibawakan oleh 30 orang prajurit TNI, menunjukan keharmonisan gerak. Tepukan di dada dan di tangan membuat tarian tanpa alat musik ini menambah semarak. Kekompakan antar individu terlihat saat tarian ini menuju kegerakan gelombang yang saling berlawanan. Sedangkan tari Kecak (Bali) dibawakan dengan aktraktif, terlebih saat tokoh Hanoman muncul ke panggung dengan melakukan salto di udara. Seni bela diri terlihat dikuasai prajurit, ketika Hanoman berkelahi dengan Leak. 50 personel TNI membawakan tarian kecak ini. Selesai kedua tarian tersebut dilanjutkan makan siang dengan menu ala Indonesia. Sambel, lalapan dan sayur asem ternyata disukai oleh tentara Spanyol dan Nepal. Sedangkan dari Malaysia mengungkapkan "pucuk dicinta ulam tiba". "Masakan ini mengingatkan kampung halaman", ujar Kapten Zahri. Sebelum acara berlangsung, tamu undangan dari ketiga negara diterima diruang utama kontingen Indonesia. Mereka terdiri dari para perwira. Diruangan tersebut, juga diputarkan film tentang pariwisata di Indonesia, TNI in brief serta kegiatan Konga XXIII-A. Silaturahmi antar kontingen dilakukan untuk mempererat kerjasama dalam bertugas di Libanon Selatan. Selain itu, kegiatan ini adalah untuk mengangkat kekayaan budaya dan kemampuan Indonesia dimata negara lain. (*) "Kegiatan ini dilakuan untuk meningkatkan keakraban dengan penduduk lokal, kegiatan ini akan dilakukan dengan mengundang pejabat desa di sekeliling kontingen Indonesia," kata Dansatgas Indonesia Kolonel Surawahadi. (T.B011*M011) (T.B011/B/M011/M011) 13-02-2007 12:23:02 NNNN

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007