Lebak (ANTARA News) - Petani Kabupaten Lebak, Banten, panen padi di areal sawah seluas 19.650 hektare dari musim tanam Agustus 2015 di daerah itu.

"Panen padi seluas 19.650 hektare berlangsung hingga Desember mendatang," kata Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Lebak Dede Supriatna di Lebak, Rabu.

Areal persawahan yang dipanen itu antara lain Kecamatan Cipanas, Leuwidamar, Rangkasbitung, Muncang, Bojongmanik, Cirinten, Cileles, Cimarga dan Sobang.

Petani melaksanakan tanam padi dengan mengoptimalkan pompanisasi karena di daerahnya terdapat sumber mata air.

Biasanya, persawahan yang memiliki sumber air dilakukan dengan penyedotan menggunakan pompa itu.

"Semua petani yang berhasil panen itu dengan pompanisasi, sehingga tidak menimbulkan kekeringan," katanya.

Menurut dia, saat ini petani Kabupaten Lebak mengalami pelambatan jadwal tanam akibat dampak kemarau berkepanjangan.

Semestinya, petani sudah tanam dari September-Oktober lalu, namun hingga kini kemarau masih berlangsung.

"Kami berharap Desember mendatang bisa dilakukan percepatan tanam menyusul tibanya musim hujan," katanya.

Dede mengajak petugas penyuluh dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) kecamatan serta stakeholder agar melaksanakan percepatan tanam pada Desember mendatang.

Berdasarkan perkiraan BMKG Banten selama dua bulan kedepan curah hujan meningkat dengan kapasitas sedang dan ringan.

Untuk itu, pihaknya berharap petani bisa melakukan percepatan tanam serentak karena cukup menguntungkan bagi petani.

Sebab, percepatan tanam serentak bisa mengantisipasi serangan maupun hama tanaman juga panenan secara bersamaan.

"Kami mengimbau petani bisa tanam serentak sehingga bisa mendongkrak produksi pangan," ujarnya.

Suhada (45) seorang warga Desa Kolelet Wetan, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak mengaku petani di sini seluas 200 hektar memasuki musim panen dari tanam Agustus lalu.

"Kami lega panen padi tahun ini bagus dengan produksi 7-8 ton gabah kering pungut per hektare tanpa serangan penyakit dan hama tanaman," katanya.

Pewarta: Mansyur
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015