Jakarta (ANTARA News) - Kepemimpinan Uni Eropa menyambut baik Deklarasi "Heart of Borneo" yang dihasilkan di Bali, Senin (12/2), dimana deklarasi ini akan menjamin kelangsungan manajemen sumber daya alam dan konservasi di wilayah Kalimantan. Deklarasi yang dihasilkan oleh para menteri yang bertanggung jawab menangani masalah hutan dan sumber daya alam dari negara Brunei Darussalam, Indonesia, dan Malaysia tersebut dipandang sebagai suatu sinyal yang menjanjikan. Keduataan Besar Jerman untuk Indonesia, dalam siaran persnya yang diterima, di Jakarta, Rabu, menyebutkan, inti dari pada inisiatif "Heart of Borneo" tersebut adalah untuk menjadi dasar bagi berbagai aksi yang diperlukan untuk menjamin kelangsungan manajemen sumber daya hutan alam dan konservasi yang efektif di wilayah yang dilindungi. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Borneo dan melindungi sumber alam unik Borneo. Penandatanganan deklarasi tersebut dilakukan oleh Menteri Perindustrian dan Sumberdaya Utama Brunei Darussalam, Menteri Kehutanan RI, dan Menteri Sumberdaya Alam dan Lingkungan Malaysia, mewakili negara masing-masing. Maksud dari inisiatif program "Heart of Borneo" adalah untuk memberikan input kebijakan dalam merumuskan pengelolaan perbatasan dengan mempertimbangkan tipologi SDA, pengembangan wilayah dan masyarakat serta lingkungan. Pada tahapan awal dilakukan melalui membangun komitmen politik dan sekaligus menjaring kegiatan-kegiatan prioritas untuk diimplementasikan. Sedangkan tujuannya adalah tercapainya konektivitas kawasan konservasi dengan mendorong pengelolaan yang bertanggung jawab di kawasan budidaya kehutanan dan non kehutanan (Perkebunan).(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007