Banda Aceh (ANTARA News) - Gempa tektonik susulan berkekuatan 5,5 pada Skala Richter, Kamis dinihari, tiga kali mengguncang pantai barat Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), namun tidak timbul kepanikan di kalangan warga masyarakat di wilayah itu. Kepala Stasiun Geofisika Mata Ie, Kabupaten Aceh Besar, Syahnan, kepada ANTARA di Banda Aceh menyebutkan gempa pertama pukul 02.49 WIB berkekuatan 5,1 SR, gempa kedua pukul 03.12 WIB berkekuatan 5,5 SR dan gempa ketiga pukul 04.02 WIB dengan kekuatan 4,2 SR. Gempa pertama berada pada lokasi 02,49 Lintang Utara (LU)-97,21 Bujur Timur (BT) dengan kedalaman sekitar 33 Km hanya sekitar 26 Km sebelah Tenggara Labuhan Haji, Kabupaten Aceh Selatan serta gempa susulan pada koordinat 5,5 LU-94,37 BT di kedalaman 35 Km sekitar 105 Km Barat Daya Banda Aceh. Menurut Syahnan, gempa susulan kedua yang dirasakan manusia sekitar satu menit, namun yang terekam alat pencatat gempa berlangsung lebih lama, yakni hingga mencapai lebih lima menit. Gempa tektonik kedua yang lebih kuat dari ketiga kali gempa susulan itu turut dirasakan sebagian masyarakat di kota Banda Aceh dan Aceh Besar karena ayunannya lebih lama sehingga sebagian mereka terbangun dari tidurnya. Namun tidak Ttimbul kepanikan dikalangan masyarakat. Secara umum, kata Syahnan, frekuensi gempa kuat yang terjadi selama ini sudah menurun dibandingkan setahun pertama setelah bencana tsunami, 26 Desember 2004, sedangkan gempa kecil berkekuatan dibawah 5,0 SR setiap harinya masih terekam antara 10-15 kali. "Gempa kecil itu sebagian besar tidak dirasakan manusia, terutama bagi mereka pekerja keras dalam puncak kesibukannya," tambah Syahnan. Hingga memasuki pekan kedua Februari 2007, gempa yang berkekuatan di atas 5,0 SR yang tercatat pada Stasiun Geofisika Mata Ie sudah terjadi sebanyak tujuh kali. Gempa susulan yang terjadi selama ini semuanya berpusat di laut, termasuk dua kali yang terjadi dekat Pulau Weh, Sabang. (*)

Copyright © ANTARA 2007