Serang (ANTARA News) - Operasi pasar yang dalam sepekan terakhir hampir tiap hari digelar Sub-Divre Bulog Banten dirasakan tidak efektif dalam menekan harga beras di pasar-pasar di Provinsi Banten. Hasil pantauan ANTARA News, Rabu, menunjukkan harga eceran berbagai jenis beras di Banten masih tinggi. Harga beras eceran kualitas medium di sejumlah pasar di Banten masih berkisar Rp5.600-Rp5.700 per kilogram, sedangkan harga beras kualitas super berkisar antara Rp 5.800-Rp6.000 per kilogram dan Rp 5.200-5.300/kg untuk kualitas lebih rendah. "Sejak banjir besar melanda Jakarta dua pekan lalu hingga sekarang harga beras masih tinggi, penyebabnya saya juga tidak tahu persis. Tapi begitu terjadi banjir hampir tiap hari semua jenis beras harganya naik terus," kata Memed Rohmat (43), pedagang beras di Pasar Induk Rau, Kabupaten Serang. Sementara Uneng (32), pedagang beras lainnya mengatakan, kenaikan harga beras jelas terjadi akibat menurunnya pasokan beras dari sejumlah daerah penghasil padi ketika banjir beberapa waktu lalu. Akibat pasokan menurun, maka persediaan beras di tingkat pedagang terus menurun otomatis secara perlahan tapi pasti harga beras terus merangkak naik. Menurut Uneng, tingginya harga beras mencapai puncaknya pada hari Jumat pekan lalu. Harga beras kualitas super mencapai Rp6.000 per kilogram padahal pada pekan sebelumnya hanya Rp4.200 per kilogram. "Sampai sekarang harganya masih bertahan diangka lima ribu lima ratus hingga enam ribu-an per kilogram untuk beras kualitas bagus," katanya. Sejumlah pedagang beras lainnya yang ditemui mengatakan, tingginya harga beras juga dipengaruhi oleh masih minimnya luas padi yang dipanen. "Kenaikan harga beras juga dipicu tingginya permintaan, sementara disisi lain ketika banjir terjadi pasokan beras berkurang," kata Purnomo pedagang beras di Pasar Lama Serang. Untuk menstabilkan harga beras, Badan Urusan Logistik (Bulog) Banten, terus melakukan operasi pasar. "Sejak kenaikan harga beras dipasar, kami langsung menggelar operasi pasar," kata Ketua Pengendali Operasi Pasar Bulog Banten Tuswanadi.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007