Chennai (ANTARA News) - Prajurit-prajurit India terus melakukan evakuasi korban banjir dari rumah-rumah mereka di selatan kota Chennai, dimana jumlah korban tewas dalam banjir dahsyat di India itu bertambah menjadi 269 orang.

Lebih dari 3 juta orang tidak terjangkau oleh layanan dasar. Banjir juga telah menghambat upaya penyelamatan oleh tentara, yang telah mengevakuasi 18.000 orang dari atap-atap rumah dan desa-desa terpencil.

The Guardian melaporkan sudah 269 orang tewas dalam banjir di negara bagian setelah hujan terdahsyat dalam satu abad ini.

Sebuah depresi di Teluk Benggala telah memicu hujan di wilayah pesisir.

Bulan lalu, hujan tanpa selama hampir seminggu juga telah menyebabkan kemacetan parah di kota.

Hujan terakhir dalam tiga hari kembali menyebabkan banjir besar, rumah tergenangi, rumah sakit, jalan, rel kereta, juga bandara.

Sekolah, perguruan tinggi, dan pabrik ditutup, ujian ditunda, serta pembangkit listrik dipadamkan di sebagian besar kota. Kilang minyak juga berhenti beroperasi.

Meskipun air sudah mulai surut di beberapa bagian kota, layanan kereta api masih ditangguhkan hingga Sabtu.

Sebuah pangkalan udara angkatan laut di Arakkonam, 70km dari ibukota negara bagian Tamil Nadu, sekarang digunakan sebagai bandara darurat dengan tujuh penerbangan komersial diharapkan bisa beroperasi pada Jumat dan Sabtu.

Beberapa daerah aksesnya masih terputus. Tim penyelamat fokus pada daerah itu dan mencoba untuk menyalurkan makanan serta obat-obatan bagi para korban.

Toko-toko dan pasar sebagian sudah dibuka dan orang-orang antre untuk membeli makanan maupun bahan bakar, meskipun ada kekurangan pasokan penting, susu.

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015