San Bernardino, California/Washington, (ANTARA News) - Biro Investigasi Federal (FBI) sedang menyelidiki penembakan 14 orang di California oleh sepasang suami-istri sebagai suatu "aksi terorisme," kata beberapa pejabat pada Jumat.

Menurut Reuters mereka menyatakan istri pelaku diyakini telah berjanji akan setia kepada seorang pemimpin kelompok militan bersenjata ISIS.

Sementara FBI menyatakan pihaknya kekurangan bukti bahwa pasangan tersebut adalah anggota sebuah kelompok ektrimis besar, harian the Los Angeles Times yang mengutip sebuah sumber penegak hukum federal melaporkan bahwa sang suami, Syed Rizwan Farook, 28, memiliki kontak dengan sedikitnya dua organisasi militan di luar negeri, termasuk Front Nusra yang berafiliasi dengan Alqaidah di Suriah.

Syed Rizwan Farook yang dilahirkan di Amerika Serikat dan istrinya Tashfeen Malik, 29, seorang keturunan Pakistan yang tinggal di Arab Saudi selama lebih 20 tahun, meninggal dalam baku-tembak dengan aparat keamanan beberapa jam setelah serangan Rabu di suatu pesta liburan lembaga sosial Inland Regional Center di San Bernardino, sekitar 60 mil (100 km) seebelah timur Los Angeles.

Jikalau penembakan itu terbukti jadi pekerjaan orang-orang yang terinspirasi oleh para militan, sebagaimana para penyidik sekarang sangkakan, hal itu akan menandai suatu serangan mematikan di Amerika Serikat sejak 11 September 2001.

Pejabat-pejabat FBI mengatakan mereka menemukan tanda-tanda persiapan untuk melakukan serangan tersebut seperti pengumpulan persenjataan oleh pasangan itu dan bukti bahwa mereka "berusaha menghancurkan sidik jari digital mereka".

"Berdasarkan informasi dan fakta-fakta yang kami ketahui, kami sekarang sedang menyelidiki aksi mengerikan itu sebagai sebuah aksi terorisme," kata David Bowdich, asisten direktur kantor FBI di Los Angeles, dalam suatu jumpa pers.

Bowdich mengatakan FBI berharap pemeriksaan data yang diambil dari telepon seluler dan peralatan elektronik lain yang sudah dirusak dan ditemukan dalam investigasi akan mengarah kepada motif keduanya untuk melakukan penyerangan.

Pasangan itu memiliki dua senapan serang, dua pistol semi otomatis, 6.100 butir peluru dan 12 bom pipa di rumah mereka atau atau bersama saat keduanya dibunuh, kata para pejabat. Dan Bowdich mengatakan mereka mungkin telah merencanakan sebuah serangan lain.



Janji setia

Di jaringan sosial media Facebook, komentar-komentar yang memuji Negara Islam (IS) diposting pada waktu penembakan massal itu terjadi di sebuah akun Facebook di bawah nama alis Tashfeen Malik. Namun belum jelas apakah komentar-komentar tersebut diposting oleh Tashfeen Malik sendiri atau seseorang yang punya akses ke halamannnya.

Seorang juru bicara Facebook Inc mengatakan profil yang ditanyakan telah dihapus oleh perusahaan pada Kamis karena melanggar standar komunitasnya yang melarang promosi atau pujian untuk "aksi teror." Ia menolak untuk menjelaskan mengenai materi itu.

Tapi CNN dan media berita lain melaporkan hal-hal yang telah diposting Tashfeen Malik termasuk janji setia kepada pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi.

Sementara Tashfeen Malik dan suaminya mungkin terinspirasi oleh ISIS, tak ada bukti serangan itu diarahkan oleh kelompok militan tersebut, atau bahwa organisasi itu bahkan mengetahui siapa mereka, kata sumber-sumber pemerintah AS.

Berbicara kepada wartawan secara terpisah di Washington, Direktur FBI James Comey mengatakan investigasi itu mengarah kepada "radikalisasi para pembunuh dan potensi inspirasi oleh organisasi-organisasi teroris asing."

Namun belum ada bukti terkuak yang menyebutkan para pembunuh itu "bagian dari sebuah kelompok terorganisasi besar, atau bagian dari sebuah sel," kata Comey. "Belum ada indikasi bahwa mereka bagian dari suatu jejaring."

Bowdich mengatakan baik Farook maupun istrinya Tashfeen Malik berada di bawah investigasi oleh FBI atau lembaga penegak hukum lain sebelum Rabu.



(M016)

Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015