Jakarta (ANTARA News) - Ketua Parlemen Iran, Gholam Ali Hadad Adel, menilai tudingan Presiden Amerika Serikat (AS) George W Bush bahwa salah satu unit militer Iran telah menyuplai senjata ke Irak, merupakan upaya untuk mencari kambing hitam atas kegagalannya di Irak. "Sejak empat tahun lalu, ketika AS dan sekutunya menyerang Irak, Bush selalu mencari kambing hitam atas kegagalannya di Irak," kata Gholam Gholam usai bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di kantor Kepresidenan, Jakarta, Jumat. Menurut dia, semua orang sudah tahu, bahwa serangan AS ke Irak empat tahun lalu tidak mendapatkan mandat dan persetujuan PBB sehingga AS selalu mencari cara untuk membenarkan serangan sepihak yang dilakukannya itu. Dalam pertemuan dengan Presiden RI, Ketua Parlemen Iran didampingi oleh Dubes Iran untuk Indonesia Behrooz Kamalvandi, Sedangkan Presiden didampingi Menlu Hasan Wirajuda, Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi dan Juru bicara Kepresidenan Dino Patti Djalal. Dalam pertemuan tersebut, kedua negara menyatakan saling mendukung program nuklir di negaranya masing-masing. Indonesia mendukung penuh kegiatan nuklir untuk tujuan damai, sebaliknya Iran juga mendukung pembangunan pembangkit tenaga nuklir di Indonesia maupun di negara lain untuk tujuan damainya," lanjut Gholam. Ia menegaskan penerapan atau penggunaan untuk tujuan damai adalah hak setiap negara termasuk Indonesia dan Iran. Iran siap membantu Indonesia dalam pembangunan pembangkit tenaga nuklir. Ia juga mempersilahkan semua pihak untuk mengunjungi dari dekat fasilitas nuklir di Iran sebagai bentuk keterbukaan negaranya. Mengenai rencana pembangunan pabrik pupuk dari pihak Indonesia di Iran, Gholam mengatakan akan segera dilaksanakan secepatnya, karena dari pihak Iran sudah tidak ada masalah. Terkait rencana pembangunan kilang minyak oleh Iran di Indonesia, Ketua Parlemen Iran itu mengatakan pihaknya masih menunggu jawaban dari pihak Indonesia untuk merealisasikannya. Sementara itu Juru bicara kepresidenan Dino Patti Djalal menyatakan bahwa Presiden mengharapkan adanya peningkatan kerjasama bilateral Indonesia - Iran terutama di bidang ekonomi seperti energi, pariwisata dan budaya. Presiden juga mengingatakan perlunya peningkatan keterlibatan umat Islam dan negara berpenduduk muslim dalam masalah-masalah dunia Islam khususnya di Timur Tengah. "Presiden menekankan penyelesaian konflik di Timur Tengah melalui jalan dialog dan negosiasi," kata Dino.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007