Samarinda (ANTARA News) - 25 gedung sekolah di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, terendam banjir akibat meluapnya sungai Mahakam.

Dilaporkan, banjir yang terjadi sejak Desember 2008 itu, telah merendam sedikitnya 8.564 rumah di 66 desa pada sembilan Kecamatan.

"Data yang berhasil kami kumpulkan hingga hari ini (Selasa) tercatat, 23 gedung SD dan tiga gedung SMP terendam banjir sejak Desember 2008 lalu,"ungkap Sekretaris Satlak PB Kabupaten Kutai Kartanegara, H.Darmansyah. BA, ditemui Selasa sore.

"Sebagian besar sekolah terpaksa meliburkan muridnya karena ada beberapa sekolah terendam cukup dalam. Beberapa sekolah hanya meliburkan murid kelas satu dan dua, sementara aktifitas belajar tetap berlangsung walaupun sekolah mereka terendam,"katanya.

Data Satlak PB Kabupaten Kutai Kartanegara, selain merendam 25 gedung sekolah, banjir juga merendam 16 tempat ibadah, lima kantor pemerintah, dua puskesmas serta 13 fasilitas umum lainnya.

Banjir terparah berlangsung di Kecamatan Kenohan. Ketinggian air di wilayah dengan jumlah berpenduduk 10.844 jiwa itu mencapai satu hingga tiga meter.

"Di Kecamatan Kenohan, banjir merendam 600 rumah warga dengan 1. 050 KK atau sekitar 3.548 jiwa,"ujar Darmansyah.

Di Kecamatan Muara Wis, 620 rumah warga terendam dengan ketinggian air mencapai dua setengah hingga tiga meter. Begitupula di Kecamatan Muara Kaman, ketinggian air mencapai satu hingga dua setengah meter, merendam 1. 995 rumah dari 2.315 KK.

Di Kecamatan Sebulu yang berpenduduk 34. 399 jiwa, ketinggian air mencapai 10 centimeter hingga satu meter dan merendam 2. 385 rumah milik 3.342 KK atau 13 707 jiwa.

"Bantuan telah disalurkan mulai 29 Desemeber hingga Senin kemarin. Penyaluran bantuan sempat terhambat karena akses ke beberapa lokasi banjir sulit dijangkau melalui darat,"kata Sekretaris Satlak PB Kutai Kartanegara.

Bantuan sembako dari Pemkab Kutai Kartanegara yang telah disalurkan kepada korban banjir untuk 66 desa di sembilan kecamatan lanjut Darmansyah yakni 25. 890 kilogram beras, 3. 782 bungkus minyak goreng ukuran dua liter, 2.773 kilogram gula dan 2. 773 dus mie instan.

Pantaun hingga Selasa sore di beberapa desa Kecamatan Sebulu, walaupun air mulai terihat surut namun banjir masih merendam sebagian besar rumah di kawasan tersebut.

"Biasanya, air surut pada pagi hari hinga siang namun malam harinya naik lagi. Banjir sudah berlangsung satu bulan namun hingga saat ini, kami belum menerima bantuan apapun," ungkap Ketua RT. 01, Desa Sebulu Ilir, Kecamatan Sebulu, Kasful Anwar, ditemui Selasa sore.

Ia berharap, Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara segera menyalurkan bantuan, sebab warga sangat kesulitan mendapatkan kebutuhan pokok.

"Setiap tahun kami kebanjiran akibat air Sungai Mahakam meluap namun, baru kali ini banjir berlangsung cukup lama," kata Kasful Anwar.

Warga lainnya, Ny. Linda, mengaku walaupun ketinggian air mencapai satu meter, namun tidak satupun warga mengungsi.

"Kami masih mencoba bertahan dan berharap banjir segera surut. Banjir terparah terjadi tahun lalu, dengan kektinggian air mencapai tiga meter sehingga banyak warga yang terpaksa mengungsi di gunung. Walaupun banjir kali ini tidak parah, namun airnya lama surut," ungkap warga RT. 04 Desa Sebulu Tengah, Kecamatan Sebulu.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009