Jakarta (ANTARA News) - Perusahaan konsumer, PT Kino Indonesia Tbk resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai emiten ke-18 pada 2015 dengan kode perdagangan KINO.

"Saham PT Kino Indonesia Tbk dicatatkan pada papan pengembangan BEI sebagai emiten ke-18 di tahun 2015, diharapkan perseroan memperhatikan hal-hal penting untuk dilaksanakan sebagai perusahaan terbuka," ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI Samsul Hidayat di Jakarta, Jumat.

Sebagai perusahaan terbuka, ia mengatakan, keterbukaan informasi merupakan kunci untuk memenuhi regulasi di bidang pasar modal. Setelah resmi mencatatkan saham di BEI, perseroan juga wajib menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan perusahaan yang baik (GCG), mencakup aspek transparansi, akuntabilitas, independensi, tanggung jawab serta kejujuran.

"Semoga saham KINO menjadi salah satu saham pilihan bagi para investor dan manajemen investasi," katanya.

Dalam aksi korporasi itu, KINO meraih dana segar dari pasar modal sebesar Rp868,57 miliar dengan menawarkan sebanyak 228.571.500 lembar saham seharga Rp3.800 per lembar.

Group Corporate, Finance Director KINO Peter Chayson mengemukakan bahwa dana dari hasil penawaran umum perdana saham (IPO) sekitar 27 persen akan digunakan untuk akuisisi merek dan atau pembelian aset. Kemudian sebanyak 50 persen dari dana IPO untuk belanja modal sehingga dapat mendukung pertumbuhan organik.

"Sisanya, 23 persen untuk modal kerja perusahaan atau anak perusahaan," katanya.

Ia mengatakan bahwa Kino Indonesia Tbk sedang mengincar merek produk perawatan tubuh dan farmasi perusahaan lokal untuk diakuisisi, dengan begitu bisnis perseroan akan bertambah luas.

"Akuisisi beberapa perusahaan yang terkait dengan segmen yang kita geluti sedang dalam penjajakan, perseroan akan menambah portofolio baru," katanya.

Pada awal perdagangan, harga saham KINO dibuka menguat menjadi Rp4.250 per saham, meningkat sekitar 11 persen dibandingkan harga saham perdana yang sebesar Rp3.800 per lembar.

Pada pelaksanaan IPO itu, perseroan menunjuk PT Deutsche Securities Indonesia, PT Credit Suisse Securities Indonesia, dan PT Indo Premier Securities sebagai penjamin pelaksana emisi. 

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015