Wuzhen, Tiongkok (ANTARA News) - Setiap negara sepatutnya mempunyai kewenangan bebas atas Internet masing-masing, kata Presiden Tiongkok Xi Jinping, Rabu, dalam pertemuan yang digelar pemerintah.

Xi Jinping menegaskan bahwa kebebasan maupun ketertiban penting dalam ruang maya.

"Kita harus menghormati hak pribadi negara untuk mengatur ruang maya mereka," kata Xi dalam pidato pembukaan forum seperti dikutip AFP.

"Tidak ada negara yang layak mengejar hegemoni maya atau campur tangan dalam urusan dalam negeri negara lain," tambah dia.

Tiongkok menyensor isi dalam talian yang dinilai peka secara politik dan menyekat beberapa laman Barat serta beberapa raksasa penyedia Internet, termasuk Facebook, Instagram, Twitter dan Google.

Xi tidak memberikan rujukan bagi kasus Pu Zhiqiang, pengacara ternama Tiongkok yang disidang pada Senin atas tujuh unggahan dalam mikroblog yang mengkritik Partai Komunis berkuasa.

"Seperti di dunia nyata, kebebasan dan ketertiban keduanya penting dalam dunia maya: Kebebasan adalah alasan diciptakannya ketertiban, dan ketertiban adalah jaminan bagi kebebasan," kata Xi.

"Kita harus membolehkan pengguna mengekspresikan idenya, dan kita seharusnya juga membangun ketertiban di dunia maya sesuai hukum, karena ini akan membantu melindungi hak dasar dan kepentingan semua pengguna Internet," katanya.

Kebijakan tersebut merupakan satu segi dari pembatasan ketat Beijing atas kebebasan berekspresi, dan kelompok hak asasi manusia mengatakan pemerintah menggunakan isu keamanan negara sebagai dalih untuk melawan pembangkang politik.

Konferensi tersebut dihadiri sejumlah tokoh terkemuka dari negara yang juga dikritik atas catatan kebebasan berpendapatnya, termasuk Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif dan PM Rusia Dmitry Medvedev.

(Uu.SYS/C/S022/A/B002)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015