Kami minta jika warga pergi ke ladang sebaiknya menggunakan sepatu karet atau sepatu bot untuk menghindari gigitan ular berbisa itu
Lebak (ANTARA News) - Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak, Provinsi Banten mengingatkan warga agar mewaspadai bahaya gigitan ular berbisa seiring dengan tibanya musim penghujan.

"Kami minta warga mewaspadai gigitan ular berbisa jenis ular tanah (Ankistrodon rhodostoma), karena bisa-nya mematikan jika mengalami keterlambatan mendapat pertolongan medis," kata Kabid Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak dr Firman Rachmatullah di Lebak, Kamis.

Biasanya populasi ular berbisa itu menyerbu permukiman juga berkeliaran di jalan-jalan lingkungan warga menyusul tibanya musim penghujan.

Menurut dia di musim penghujan itu di lokasi habitat ular tanah mengalami suhu panas, sehingga berkeliaran mencari tempat-tempat yang dingin.

Dengan demikian, masyarakat diminta agar meningkatkan kewaspadaan terhadap gigitan ular tanah yang bisa mematikan itu.

Apabila ada warga menjadi korban gigitan ular tanah, katanya, maka harus segera dilarikan ke Puskesmas terdekat untuk mendapat penanganan medis.

"Kami menjamin semua obat anti bisa ular (ABU) di Puskesmas-Puskesmas mencukupinya," katanya.

Menurut dia, saat ini warga yang menjadi korban gigitan ular berbisa bisa diselamatkan jiwanya jika cepat ditangani medis. Sebab saat ini sudah terpenuhi obat-obatan anti serum tersebut.

Selama ini, populasi ular berbisa di Lebak masih banyak karena habitatnya di hutan-hutan belukar juga di halaman rumah.

Ia menginstruksikan petugas medis di Puskesmas agar mewaspadai gigitan ular berbisa.

Pengalaman tahun-tahun lalu gigitan ular berbisa muncul pada musim hujan karena binatang melata itu keluar dari lubang untuk mencari perlindungan.

"Kami yakin dengan kewaspadaan, ini tidak menimbulkan korban jiwa," katanya.

Kepala Puskesmas Cipanas Kabupaten Lebak Supriatna mengatakan saat ini korban gigitan ular berbisa di wilayahnya cukup tinggi hingga mencapai 50 kasus.

Sebagian besar warga korban ular berbisa itu digigit setelah membersihkan semak belukar di ladang-ladang yang menjadikan sumber penghasilan ekonomi warga.

"Kami minta jika warga pergi ke ladang sebaiknya menggunakan sepatu karet atau sepatu bot untuk menghindari gigitan ular berbisa itu," katanya.

Kepala Devisi Kardiologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam RSCM Ika Prasetya Wijaya, mengatakan selama ini kasus gigitan ular di Kabupaten Lebak masih menjadi ancaman warga, terutama yang pergi ke hutan maupun ladang.

Ia mengimbau masyarakat yang terkena gigitan ular tidak pergi ke dukun, namun segera dilarikan ke Puskesmas dan Rumah Sakit.

Di Asia, katanya, kasus gigitan ular mencapai 4 juta per tahunnya dengan kematian sekitar 100 ribu orang. Namun, jumlah kasus gigitan ular di Indonesia belum memiliki data pasti karena sistem perlaporan yang belum memadai.

Pewarta: Mansyur
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015