Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia harus menindak tegas Singapura, negara tetangga yang mencoba melanggar batas teritori Indonesia, dengan memulangkan duta besar mereka di Jakarta, kata anggota Komisi I DPR RI Dedy Djamaluddin Malik, Selasa. Menurut Dedy dari Fraksi PAN itu di Jakarta, pemerintah RI perlu memberikan tindakan tegas upaya negara itu yang mencoba menggeser batas teritori, setelah mereka berhasil mereklamasi daratannya sekitar 12 mil laut menjorok ke wilayah kedaulatan RI. Proses reklamasi negara itu telah berlangsung sejak dekade 1990-an lalu, terkait suatu program "Singapura Tanpa Batas", di mana mereka sudah berhasil membangun banyak sarana baru di atas tanah-tanah hasil reklamasi menggunakan pasir dari pulau-pulau kecil Indonesia. Dedy Djamaluddin Malik dan kawan-kawan di Komisi I DPR RI juga menyesalkan sikap eksekutif di pusat maupun daerah yang membiarkan pasir-pasir dari sejumlah pulau di Kepulauan Riau untuk dikirim secara legal maupun ilegal bagi kepentingan reklamasi daratan negara kecil Singapura tersebut. "Pemerintah harus bersikap tegas, untuk memperingatkan pelanggaran batas wilayah itu," tandas Dedy Djamaluddin Malik dalam nada lebih tinggi. Sikap beberapa anggota Komisi I DPR RI juga terlihat sama, karena menilai, Singapura mulai berani berusaha meyakinkan opini internasional, mereka telah memiliki wilayah daratan baru, sehingga batas-batas lama harus diperbarui pula. Karena itu, mereka menilai, tindakan ini tidak bisa dibiarkan, seingga harus diperingatkan atas tindakannya yang kasar itu. "Kalau perlu, pemerintah Indonesia harus mengancam dengan antara lain memulangkan Dubesnya di Jakarta," tegas Dedy Djamaluddin Malik. Secara tersirat, para anggota Komisi I DPR RI itu menilai, Singapura yang belakangan berusaha terus melakukan kolonisasi secara ekonomi dengan mengambil alih sejumlah asset strategis milik Indonesia, kini mencoba lagi dengan lebih berani, yakni penjajahan teritori. "Semua ini tak bisa dibiarkan terus terjadi. Harus ada tindakan keras. Pemerintah harus bersikap tegas," kata Dedy Djamaluddin Malik lagi.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007