Bojonegoro (ANTARA News) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Jawa Timur, menemukan seorang warga Surakarta, Jawa Tengah, Misdi (43), tewas mengambang di perairan Bengawan Solo di Desa Ngringinrejo, Kecamatan Kalitidu, Rabu.

"Korban ditemukan mengambang di Bengawan Solo sudah dalam keadaan tewas," kata Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Bojonegoro Sukirno, di Bojonegoro, Rabu.

Sesuai laporan yang diterima, warga yang ditemukan itu berasal dari Desa Pucangsawit, Kecamatan Jebres, Surakarta, Jawa Tengah.

"Laporan yang kami terima korban tenggelam di Bengawan Solo pada 23 Desember lalu," ucapnya.

Menurut dia, korban sudah dalam keadaan meninggal mengambang di Bengawan Solo, sejak dari Ngawi.

"Kami menerima laporan dari masyarakat ada mayat mengambang di Bengawan Solo. Setelah kami temukan kemudian kami evakuasi," ucapnya.

Ia menjelaskan jenazah korban sekarang disimpan di RSUD Sosodoro Djatikoesoemo.

"Keluarga korban sudah diberi tahu. Sekarang dalam perjalanan ke Bojonegoro untuk mengambil jenazah," ucapnya.

Menghadapi musim hujan ini, ia mengimbau kepada masyarakat terutama di sepanjang bantaran Bengawan Solo di daerahnya untuk meningkatkan kewaspadaan.

Meskipun, katanya, air Bengawan Solo tidak terlalu tinggi, tetapi tetap berbahaya, sebab arusnya deras. Apalagi, air sungai terpanjang di Jawa itu, meluap yang menimbulkan genangan di permukiman warga.

"Kami minta orang tua menjaga anaknya yang bermain-main di air, sebab arus banjir biasanya deras," ucapnya.

Sesuai data di BPBD, lanjut dia, korban tewas yang disebabkan tenggelam di Bengawan Solo juga sungai termasuk embung, mencapai 32 orang pada 2015.

"Korban tewas tidak hanya tenggelam di Bengawan Solo, tapi juga di embung. Rata-rata korban yang tewas tenggelam tidak bisa berenang," katanya.

Data di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, ketinggian air Bengawan Solo di Bojonegoro di bawah siaga banjir dalam sepekan terakhir.

Pewarta: Slamet AS
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015