Yogyakarta (ANTARA News) - Pemerintah tampaknya terlalu tergesa-gesa mengizinkan satelit asing beroperasi menggunakan orbit milik Indonesia, tanpa terlebih dulu mempertimbangkan segi negatifnya, kata pakar telematika Roy Suryo, Rabu. Kebijakan pemerintah melalui Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo) itu, kata Roy Suryo yang diwawancarai ANTARA di Yogyakarta, merupakan bukti ketidakberdayaan pemerintah dalam mengatur beroperasinya satelit asing di orbit Indonesia. "Sekarang malah pemerintah menderegulasikan dengan memberi izin kepada satelit asing untuk beroperasi sekaligus menggunakan orbit Indonesia. Ini merupakan langkah mundur dari pemerintah Indonesia," katanya. Menurut dia, sebelum kebijakan itu diambil, semestinya pemerintah berpikir kalau bisa Indonesia membuat satelit sendiri yang tingkat kemampuannya sama dengan satelit-satelit asing yang ada sekarang ini. "Bukan justru memberi ruang dan kesempatan kepada satelit asing beroperasi di orbit Indonesia, tanpa ada upaya membuat sendiri satelit sejenis agar kita tidak semakin tertinggal dalam teknologi persatelitan," kata Roy. Menurutnya, hal tersebut merupakan salah satu sisi negatif yang tidak terpikirkan pemerintah sebelum mengambil kebijakan dengan mengizinkan satelit asing beroperasi dan menggunakan orbit Indonesia. Ia menyebutkan di masa lalu persatelitan Indonesia pernah mengalami kejayaan, yaitu ketika Indonesia termasuk `empat besar` negara-negara yang mampu membuat satelit sendiri, di antaranya Amerika Serikat dan Kanada. "Tetapi karena waktu itu satelit kita tidak dikelola dengan baik dan profesional untuk kelangsungannya, akhirnya dimiliki pihak asing," kata dia. Dikatakannya, ada tiga satelit Indonesia saat ini, tetapi beberapa di antaranya `posisi` satelit itu dimiliki asing, termasuk Satelit Palapa. "Kini tinggal satelit milik PT Telkom, dan itu pun kemampuannya kurang bisa mengikuti perkembangan zaman," katanya Menurut dia, kenyataan tersebut yang mungkin dijadikan salah satu pertimbangan pemerintah mengizinkan satelit asing beroperasi dan menggunakan orbit Indonesia. Roy Suryo mengatakan, tentunya perlu diwaspadai jika nanti banyak satelit asing beroperasi dan menggunakan orbit Indonesia. Sebab, dampak negatifnya tidak hanya dari segi bisnis, tetapi juga sosial-budaya. Ia menyebut contoh, dengan maraknya tayangan televisi asing yang bisa ditonton pemirsa di Indonesia karena `jasa` satelit asing yang mengorbit di atas wilayah Indonesia, pasti ada dampak negatifnya bagi kehidupan sosial dan budaya bangsa Indonesia. "Karena itu, kebijakan pemerintah yang mengizinkan satelit asing beroperasi dan menggunakan orbit Indonesia perlu dikritisi. Bagaimana pun juga, seharusnya pemerintah lebih dulu minta masukan maupun saran dari berbagai pihak, dan tentu harus ada persetujuan DPR," katanya. Kata dia, apalagi ada 16 orbit yang dimiliki Indonesia, semestinya tidak bisa begitu saja Depkominfo mengeluarkan kebijakan tersebut.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007