Yogyakarta (ANTARA News) - Kanjeng Bendoro Pangeran Haryo Prabu Suryodilogo menjalani ritual puasa untuk menata hati dan keselamatan menjelang penobatan dirinya sebagai Paku Alam X pada prosesi jumenengan yang akan dilaksanakan, Kamis (7/1).

"Melakukan puasa-puasa untuk menata hati serta agar tidak terjadi apa-apa sehingga acaranya berjalan lancar," kata istri Prabu Suryodilogo, BRAy Atika Suryodilogo, saat ditemui disela gladi upacara adat jumenengan atau penobatan Paku Alam X di Kompleks Puro Pakualaman,Yogyakarta, Minggu.

Selain melakukan olah batin dengan berpuasa, menurut Atika, Prabu Suryodilogo juga memastikan kesehatan fisik serta menjauhi segala perbuatan yang menjafi dilarang.

"Mempersiapkan kesiapan fisik supaya Mas Suryodilogo tidak sakit. Semoga acaranya lancar tidak terjadi suatu apapun dan kita dapat mengemban amanah dengan baik," kata dia.

Sebelumnya, KBPH Prabu Suryodilogo telah diangkat sebagai Pangeran Pati atau putra mahkota Kadipaten Pakualaman pada 2013. Dengan berpulangnya Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Paku Alam IX, maka secara otomatis Suryodilogo menggantikan ayahandanya sebagai Paku Alam X, setelah melalui prosesi jumenengan yang akan dilaksanakan pada Kamis (7/1).

Kawedanan Budoyo lan Pariwisoto, Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Indro Kusumo mengatakan upacara jumenengan akan dilaksanakan pada pukul 08.15 WIB di Bangsal Sewatama.

Dalam upacara itu, Suryodilogo yang mengenakan pakaian keprabon atau pakaian raja akan didampingi beberapa pusaka seperti tombak dan keris kiyai buntit. Selanjutnya, perwakilan kerabat sepuh dari keturunan Paku Alam (PA) VII, PA VI, dan PA V akan ditunjuk melakukan prosesi penobatan Suryodilogo sebagai PA X.

"Setelah secara resmi para perwakilan kerabat menyatakan beliau sah menduduki tahta di sini, maka beliau (Suryodilogo) lalu duduk di singgasana," kata dia.

Menurut Indrokusumo, sebagaimana upacara penobatan PA sebelumnya, akan diakhiri dengan tarian bedoyo yang mengisahkan perjuangan Raden Panji Kertapati dalam membangun kepercayaan masyarakat.

Setelah seluruh prosesi jumenengan selesai, maka sore harinya kata dia akan dilanjutkan dengan kirab ageng. Kirab tersebut akan membawa PA X keliling Kota Yogyakarta dengan rute yang telah ditentukan.

Kerabat Kadipaten Pakualaman BPH Hario Danardono mengatakan kirab itu akan menggunakan enam kereta, 30 ekor kuda yang akan menarik kerta, serta empat ekor gajah.

Adapun 6 kereta yang akan digunakan yakni kereta Kyai Manik Kumolo yang akan dinaiki PA X, Kereta Rejo Pawoko, Kereta Kyai Jolodoro, Kereta Rara Kumenyar, Kereta Kyai Brajanala, serta Kereta Kyai Manik Brojo.

Untuk mengawal keamanan kirab ageng, menurut dia, akan melibatkan sebanyak 2.500 orang yang terdiri dari unsur TNI/Kepolisian Indonesia, instansi pemerintah, ormas, serta berbagai komunitas.

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016