Batam (ANTARA News) - Kapolda Kepri Brigjen Pol Sambudi Gusdian yang baru saja menjabat mengatakan akan mewaspadai keberadaan aliran Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang oleh Majelis Ulama Indonesia dinyatakan sesat.

"Kami mulai tahap mewaspadai keberadaan Gafatar di Kepri. Apalagi Kepri merupakan daerah transit dan perbatasan," kata dia usai pisah sambut dengan kapolda lama di Polda Kepri, Rabu.

Ia mengatakan dalam sejarahnya banyak penganut aliran sesat dan pelaku kejahatan yang ditangkap di daerah lain pernah berada di Kepri. Tidak menutup kemungkinan juga anggota Gafatar.

"Kami akan meningkatkan pengawasan keberadaan aliran-aliran tersebut. Polisi akan mengupayakan sebaik mungkin," kata dia.

Ia mengatakan untuk tahap awal juga akan melakukan pemetaan terhadap wilayah-wilayah untuk melihat keberadaan organisasi-organisasi yang sesat dan melenceng.

"Saya kan baru, tentu harus konsolidasi kedalam dulu untuk mengetahui kondisi yang ada. Namun hal itu perlu diwaspadai," kata Sambudi.

Presiden Joko Widodo, sebelumnya juga sudah memerintahkan Kapolri Jenderal Badrodin Haiti agar memantau pergerakan organisasi tersebut.

Kabid Humas Polda Kepri AKBP Hartono juga mengimbau masyarakat agar tidak mudah terpengaruh oleh ajakan-ajakan dari orang atau organisasi yang belum dikenal aar terhindar dari pengaruh aliran sesat.

Keberadaan organisasi tersebut di Kepri sebenarnya sudah nampak pada 2012. Itu terlihat dari kegiatan pada 8 Mei 2012 berupa donor darah yang digelar Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) DPD Kepri.

Kegiatan tersebut juga diberitakan oleh sejumlah media di Batam termasuk media online.

Saat itu, organisasi tersebut mengklaim telah memiliki anggota mencapai 560 orang yang tersebar di Batam, Tanjungpinang, Tanjungbalai Karimun, Bintan, dan Lingga.

Akhir-akhir ini Gafatar dianggap meresahkan karena beberapa orang dilaporkan hilang setelah bergabung dengan gerakan yang menurut ketuanya bukan merupakan bersifat keagamaan itu.

Pewarta: Larno
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016