Malang (ANTARA News) - Bandara Abd Saleh yang berlokasi di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Selasa pagi sekitar pukul 08.00 WIB dibuka kembali untuk penerbangan sipil setelah hampir sepekan ditutup akibat abu vulkanik Gunung Bromo yang menutup area bandara.

Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Bandara Abd Saleh Suharno di Malang, Selasa mengatakan, meski saat ini sudah dibuka kembali untuk penerbangan sipil, kondisi di bandara tetap terus dipantau karena keberadaan abu vulkanik Gunung Bromo bisa berubah arah sewaktu-waktu.

"Hari Senin (18/1) kemarin masih kami tutup karena area bandara masih tertutup abu vulkanik dan pagi tadi sudah dibuka kembali. Hanya saja, penutupan bandara juga bisa dilakukan kembali sewaktu-waktu, sebab setiap hari kami lakukan evaluasi dan kami laporkan ke pusat," kata Suharno yang dihubungi di Malang.

Setelah dibuka kembali, sejumlah penerbangan sipil juga mulai beraktivitas, baik keberangkatan maupun kedatangan. Beberapa maskapai penerbangan sipil yang berangkat dan datang di Bandara Abd Saleh dengan rute Malang-Jakarta pergi pulang (PP) dan Malang-Denpasar pp adalah Sriwijaya Air, Garuda Indonesia, Batik Air, Citilink, dan Wings Air.

Sementara itu, meski Bandara Abd Saleh selama beberapa hari ditutup akibat abu vulkanik Gunung Bromo, pegawai atau petugas dilarang libur. Semua petugas harus tetap siaga karena penutupan dan pembukaan bandara sesuai instruksi pusat (Kemenhub), sehingga semua petugas tetap masuk seperti biasa, tidak ada yang libur.

Aktivitas vulkanik Gunung Bromo masih belum normal kembali sejak ditetapkan statusnya menjadi siaga. Akibat penutupan Bandara Abd Saleh tersebut, ribuan calon penumpang dari berbagai maskapai dengan tujuan Jakarta dialihkan ke Bandara Juanda, Surabaya.

"Harapan kami, penerbangan di Bandara Abd Saleh ini bisa normal kembali. Dan, untuk saat ini terus dilakukan pemantauan dan evaluasi yang kami laporkan ke pusat. Pembukaan atau penutupan bandara menunggu instruksi dari pusat," ucapnya.

Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016