Jakarta (ANTARA News) - Rita Subowo mengukir sejarah sebagai wanita pertama yang menjadi ketua umum KONI Pusat, setelah terpilih untuk periode 2007-2011 dalam pemilihan yang berlangsung alot dan dramatis pada Musyawarah Olahraga Nasional (Musornas) di Jakarta, Jumat. Rita yang sebelumnya Sekjen KONI Pusat itu, menyingkirkan saingannya beratnya Letjen (purn) Luhut Binsar Panjaitan yang juga Ketua Umum PB Forki (karate). Dalam pemilihan putaran ketiga, Rita yang kelahiran 27 Juli 1948 itu meraih 43 suara dari 82 peserta Musornas, sementara Luhut yang mantan dubes RI di Singapura itu mendapat 38 suara. Satu suara dinyatakan tidak sah karena memilih kedua calon. Bagi Luhut, kegagalan tersebut adalah untuk kedua kalinya setelah pemilihan ketua umum KONI 2003-2007 yang dimenangi Agum Gumelar. Setelah dinyatakan sebagai pemenang dengan mengumpulkan suara terbanyak, Rita tampak bersuka cita dan diiringi gemuruh tepuk tangan, terutama dari kaum wanita. Sementara Luhut Panjaitan usai memberikan selamat kepada Rita, langsung meninggalkan Gedung Serba Guna Gelora Bung Karno, tempat Musornas yang berlangsung sejak Rabu (21/2) lalu. Dalam keterangannya kepada pers, Rita menegaskan bahwa ia siap dengan siapa saja demi untuk memajukan olahraga nasional. Ia juga berjanji untuk meneruskan kebijakan Agum Gumelar, ketua sebelumnya yang memang layak untuk dilanjutkan dan meninggalkan kebijakan yang dianggap kurang tepat. Terpilihnya Rita tidak hanya mencatat sejarah sebagai wanita pertama yang memimpin KONI Pusat, tapi juga menjungkir balikkan anggapan bahwa organisasi tertinggi olahraga itu harus dipimpin seorang jendral sebagaimana lazimnya selama ini. Menurut pengamat olahraga Fritz Simanjuntak, terpilihnya Rita Subowo merupakan fenomena baru dalam dunia olahraga Indonesia karena proses pemilihan yang berlangsung ketat dan menegangkan. Fritz menegaskan bahwa tidak melihat adanya permasalahan jender dalam proses pemilihan karena berlangsung secara demokratis. "Indonesia juga pernah dipimpin seorang presiden wanita dan tidak ada masalah," katanya. Fritz juga mengingatkan bahwa ada dua masalah serius yang harus dihadapinya, yaitu kegagalan yang dialami Indonesia di bebagai multi saat ia menjadi sekjen KONI Pusat, serta masalah penyusunan kepengurusan. "Ia harus bisa memperbaiki serangkaian kegagalan saat ia menjadi sekjen dan hati-hati memilih orang yang duduk dalam kabinetnya," katanya. Lebih jauh, Fritz yang juga wakil presiden Indonesian Marketing Association (IMA) itu menegaskan bahwa sukses atau gagalnya seorang pemimpin, ditentukan pada saat bagaimana ia memilih para pembantunya. Sementara itu mantan petenis terbaik Indonesia Yayuk Basuki menyambut baik terpilihnya Rita Subowo sebagai pemimpin KONI Pusat dan membuktikan bahwa seorang wanita pun mampu memimpin organisasi tertinggi organisasi olahraga di Tanah Air. "Jangan pernah meremehkan seorang wanita untuk memimpin KONI. Mungkin tahun 2007 ini menjadi tahun wanita," katanya. Yayuk yang juga salah satu koordinator Satgas Pelatnas tersebut berharap agar kepemimpinan Rita didukung oleh semua untuk mengembalikan kejayaan olahraga Indonesia. Berlangsung Alot Pemilihan ketua umum KONI Pusat yang berlangsung di Gedung Serba Guna Gelora Bung Karno itu berlangsung sangat alot dan mendebarkan. Begitu ketatnya persaingan, pemenang harus melalui pemungutan suara sampai putaran ketiga karena pada putaran kedua, Luhut Panjaitan dan Rita Subowo, sama-sama mengumpulkan 41 suara dari 82 peserta Musyawarah Olahraga Nasional (Musornas). Karena belum ada pemenang, sempat muncul perdebatan seru apakah penentuan diteruskan melalui pemungutan suara sampai ada pemenang, atau Luhut dan Rita langsung ditetapkan sebagai Ketua KON atau KOI. Melalui voting, peserta rapat akhirnya setuju dilakukan pemilihan ulang sampai diperoleh pemenang dan sidang diskors selama satu jam. Setelah keputusan tersebut, Luhut tampak dikelilingi oleh para pendukungnya yang antara lain Ketua Umum PB IPSI Prabowo Subianto, Ketua Umum PBI (boling) Maxi Gunawan, Ketua Umum PSSI Nurdin Halid dan para pengurus dari PBB Forki (karate). Kepada Luhut, mereka meminta agar ketua umum PBB Forki itu terus maju sampai diperoleh pemenang. Pada pemungutan suara putaran pertama, Luhut mengungguli empat calon lainnya, yaitu Rita Subowo, Johar Arifin, Achmad Sutjipto dan Andi. M. Ghalib. Luhut memperoleh 36 suara, disusul Rita Subowo (21), Johar Arifin (12), Achmad Sutjipto (8) dan Andi Ghalib (5). Pemilihan harus dilanjutkan melalui putaran kedua karena pada putaran pertama, Luhut memperoleh 36 suara, yang berarti kurang dari 50 persen plus satu suara. Pada putaran kedua, Luhut dan Rita sama-sama meraih 41 suara dan akhirnya pada putaran ketiga, Rita memenangi pemilihan tersebut dengan mengumpulkan 43 suara.(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007