Bandung (ANTARA News) - Sekitar 250 penyandang tuna netra se-Bandung Raya mengikuti Parade Tongkat Putih 2016 dalam rangka HUT Persatuan Tuna Netra Indonesia (Pertuni) ke-50 dari Balai Kota Bandung ke Gedung Sate Kota Bandung, Sabtu.

"Kegiatan Parade Tongkat Putih ini merupakan bagian dari perjalanan lebih daei 1200 kilometer dari Surabaya menuju Jakarta. Hari ini rombongan singgah di Bandung," kata Penanggung Jawab Parade Tongkat Putih Surabaya - Jakarta Tri Bagyo di Bandung, Sabtu.

Parade Tongkat Putih di Kota Kembang dilepas dari Balai Kota Bandung sekitar pukul 09.00 WIB kemudian melakukan perjalanan sekitar empat kilometer melalui Jalan Wastukencana, Jalan Aceh, Jalan Banda dan finish di Gedung Sate Bandung.

Para tuna netra dari Kota Bandung, Cimahi, Bandung Barat dan Kabupaten Bandung berbaur dengan tim peserta Parade Tongkat Putih yang melakoni perjalanan Surabaya, Jawa Timur menuju Jakarta dengan melintasi puluhan kota dan kabupaten, diantaranya Tuban, Semarang, Solo, Yogjakarta dan Purwokerto.

"Jumat kemarin kita memasuki Jawa Barat dan singgah di Pendopo Kabupaten Garut," kata Tri.

Parade Tongkat Putih di Kota Bandung dimeriahkan dengan iring-iringan Drum Band Yayasan Bina Bhakti, parade delman dan becak serta mengarak kendaraan dengan patung tuna netra membawa tongkat putih.

"Kegiatan ini untuk menunjukkan bahwa kami ada dan menjadi bagian dari masyarakat. Sekitar 1,5 persen penduduk Kota Bandung mengalami gangguan penglihatan, dan kami menjadi bagian dari masyarakat," katanya.

Selain itu, kegiatan parade pada HUT Emas Pertuni itu juga merupakan bagian dari upaya merubah main set masyarakat terhadap tuna netra di Indonesia.

"Tuna netra itu bukan obyek dari pembangunan, namun bisa menjadi subyek pembangunan. Dengan potensi yang ada dan kesempatan yang diberikan maka kami bisa berpartisipasi dalam pembangunan," katanya.

Ia menyebutkan, penyandang tuna netra komitmen untuk tidak mau tergantung dan menjadi masalah dalam masyarakat, ingin mandiri , berubah dan mengubah diri dan itu bisa dilakukan.

"Ketika diberi peluang dan kesepatan kami bisa bekerja dan bisa hidup mandiri," kata Trio.

Namun para peserta Parade Tongkat Putih gagal bertemu dengan Wali Kota Bandung H Ridwan Kamil yang sebelumnya akan melepas parade itu. Namun demikian tidak menyurutkan para peserta parade untuk menuntaskan agenda kegiataanya di Kota Bandung.

Kota Bandung sendiri, menurut Tri Subabyo merupakan kota pending bagi pendidikan tuna netra karena memiliki situs pendidikan tuna netra tertua di Indonesia bahkan di Asia Tenggara.

"Di Kota Bandung ada Yayasan Wiyata Guna, pusat pendidikan tuna netra tertua di Indonesia bahkan di Asia Tenggara. Fasilitas itu berdiri pada 1901," kata Tri Bagyo menambahkan.

Pewarta: Syarif Abdullah
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016