Jakarta (ANTARA News) - Serikat Karyawan (Sekar) PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) menolak calon dari luar perusahaan untuk menduduki posisi direktur utama dan jajaran direksi yang akan diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Rabu (28/2). "Kita juga meminta kepada pemerintah agar dalam mengisi direksi tidak lagi melibatkan direksi yang lama," kata Sekjen Sekar Telkom, Wisnu Adhiwuryanto, ketika dihubungi di Jakarta, Selasa. Menurut Wisnu, pemerintah harus belajar dari pengalaman lalu. Kondisi yang tidak kondusif selama ini harus dihentikan. Ia menjelaskan, wakil Sekar yang beranggotakan 26.000 karyawan telah bertemu dengan Menneg BUMN, Sugiharto selaku kuasa pemegang saham Telkom, pada Selasa (27/2) untuk meminta pemerintah mendahulukan kader Telkom mengisi posisi direksi. "Kami juga memberikan jaminan jika langkah itu diambil tidak akan terjadi konflik internal yang memicu disharmoni seperti sekarang ini," ujar Wisnu. Menurut seorang sumber di Kementerian BUMN, untuk mengisi posisi direksi telah terjaring 14 orang kandidat, dari 30 calon yang telah mengikuti uji tuntas kelayakan dan kepatutan (fit and proper test). Disebutkannya, saat ini tujuh nama sudah masuk ke Tim Penilai Akhir (TPA) yang diketuai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, untuk mengisi posisi dirut. Informasi berkembang nama-nama tersebut telah mengerucut menjadi tiga yang yaitu Direktur Telkomsel Kiskenda Suriahardja, Wadirut Telkom Garuda Sugardo, dan Kadiv Infrastruktur Sarwoto Atmosoetarno, termasuk mantan Dirut Indosat Widya Purnama. Terkait kemungkinan pemerintah tetap mempertahankan Arwin Rasyid sebagai dirut di perusahaan telekomunikasi "pelat merah" itu, Wisnu menjelaskan, pemerintah seharusnya berpikir tidak melakukan kesalahan untuk kedua kalinya dengan menempatkan orang dari luar perusahaan. "Kita tidak kompromi pemerintah menempatkan orang luar. Kita minta kader dari dalam perusahaan karena banyak yang memiliki kekampuan dan kapabilitas," ujar Wisnu. Arwin yang disebutnya sebagai The Right Man but In The Wrong Place adalah seorang profesional tetapi tidak cocok di industri ini. Agenda RUPSLB Telkom adalah pergantian direksi, perpanjangan masa jabatan komisaris, restrukturisasi dana pensiun, dan penetapan employee management stock option programme (EMSOP).(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007