Pangkalpinang (ANTARA News) - Satu mesin penjualan kondom yang diserahkan ke Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung kini menjadi besi tua, setelah tersimpan hampir setahun di gudang Kantor BKKBN di Pangkalpinang. Kepala BKKBN Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Farid I.A. Furqon, pada hari Selasa, menyatakan bahwa mesin yang mampu menjual kondom secara otomatis setelah pembelinya memasukkan pecahan uang logam Rp500 tersebut belum digunakan, akibat adanya resistensi dari masyarakat dan kesalahpahaman terhadap kegunaan mesin tersebut. Padahal, menurut dia, satu mesin lainnya yang ditempatkan di Sungai Liat Bangka dan sudah dimanfaatkan oleh masyarakat, dan kondisinya selama ini masih baik lantaran terus dipantau. Ia mengemukakan, mesin penjualan kondom itu rencananya ditempatkan di lokasi sarana umum yang mudah dijangkau masyarakat, karena terkadang pasangan suami istri yang akan membeli kondom di apotik merasa risih. "Saya temui ada orang yang membeli kondom, ternyata diletakkan dietalase terkunci. Ketika petugas mau membuka, ia tidak menemukan kunci dan berteriak ke petugas lain ada orang mau membeli hingga ia jadi risih dan malu," ujarnya. Farid menegaskan, bagi orang yang mau ke lokalisasi, misalnya, keinginan itu sulit dicegah, karena ada asumsi daripada ia menularkan penyakit kelamin ke istrinya yang setia di rumah, maka lebih baik dicegah dengan menggunakan kondom. Ia menegaskan, penggunaan mesin penjualan kondom yang biasa disebut "vending" itu tidak bertujuan mengesahkan ataupun menjadi pembenaran adanya sarana bagi laki-laki yang suka berganti pasangan seksual, melainkan sebagai bentuk pencegahan terjadinya penyakit menular. "Tidak benar anggapan yang menyebutkan dengan adanya mesin vending kondom akan mendorong orang ke lokalisasi atau berhubungan seks bukan dengan pasangannya, karena sudah tersedianya sarana mencegah kehamilan ataupun penyakit menular seksual," ujarnya. Oleh karena itu, ia berharap, masyarakat yang tidak mengerti dengan keberadaan mesin tersebut diminta mencari informasi ke petugas BKKBN guna mendapat penjelasan yang benar. Selain itu, Farid juga menegaskan, tidak benar bahwa pihaknya membagikan alat kontrasepsi ke sekolah-sekolah, dan yang benar adalah sejumlah petugas BKKBN ke berbagai sekolah untuk memberikan penjelasan seputar fungsi kongrasepsi dan organ tubuh atau pendidikan seks (sex education). (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007