Pekanbaru (ANTARA News) - Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI-AU) akan terus melakukan patroli udara guna memantau pergerakan kapal yang membawa pasir laut dan pasir darat dari Kepulauan Riau ke luar negeri. "Kita akan terus melakukan patroli, bahkan untuk wilayah Selat Melaka kita bekerjasama dengan Singapura dan Malaysia," kata Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal Herman Prayitno, saat kedatangannya di Pekanbaru, Selasa. Pengawasan terhadap perdagangan pasir laut itu dilakukan menyusul adanya larangan terhadap ekspor pasir, tanah dan top soil oleh pemerintah melalui Departemen Perdagangan dan Perindustrian No.02/M-DAG/PER/I/2007. Ia menjelaskan apabila dalam patroli tersebut ditemukan suatu kejanggalan yang mencurigakan maka akan dilaporkan kepada Markas Besar (Mabes) TNI untuk ditindaklanjuti. "Semua pengawasan operasi berada di bawah kendali Mabes TNI, apabila dalam patroli kami menemukan sesuatu yang mencurigakan maka akan kami laporkan ke Mabes, mungkin selanjutnya Mabes melakukan koordinasi dengan TNI Angkatan Laut," katanya. Ia menambahkan, pada saat ini pihaknya hanya mempersiapkan personil dan pesawat untuk melakukan patroli, dan tujuan patroli tersebut sekaligus untuk mengawasi pulau-pulau terluar Indonesia. "Kita terus memantau pulau-pulau terluar Indonesia, dalam kurun waktu enam bulan sekali maupun setahun sekali. Apabila ada yang mencurigakan atau terjadi perubahan akan kita laporkan juga pada Mabes TNI," katanya. Mabes TNI sudah mengerahkan marinir dari Angkatan Laut untuk menduduki pulau-pulau terluar sebagai upaya penanganan, sehingga tugas TNI-AU hanya pemantauan melalui patroli dari udara.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007