Jakarta (ANTARA News) - Sutradara kondang Joko Anwar meyakini bahwa investasi asing, yang akan dibuka melalui revisi Daftar Negatif Investasi (DNI) bidang usaha film tidak akan menjajah budaya Indonesia.

"Investasi mereka untuk membuka bioskop atau bidang usaha perfilman lain tidak akan menjajah budaya nasional. Anggapan seperti itu tidak relevan," kata Sutradara A Copy of Mind ini di Jakarta, Selasa.

Sutradara terbaik versi Festival Film Indonesia 2015 ini menyampaikan, era informasi saat ini sangat terbuka lebar, mulai dari televisi dengan channel yang terintegrasi dengan tayangan luar negeri, hingga internet yang bisa diakses dengan mudah.

Menurut pria berusia 40 tahun itu, berbagai fasilitas tersebut nyatanya tidak hadir untuk menjajah budaya lokal, justru menambah wawasan dan perkembangan informasi baru.

Hal yang sama terjadi pada investasi asing dibidang perfilman, lanjut Joko, di mana investor tidak bisa semena-mena menayangkan film yang berasal dari negerinya.

"Terdapat aturan dalam Undang-undang Nomor 3 Tahun 2009 tentang Perfilman yang mengharuskan bioskop menayangkan 60 persen film Indonesia dari seluruh jam tayang," pungkas lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) ini.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016