Palu, Sulteng (ANTARA News) - Sedikitnya tiga warga sipil tewas dalam bentrok fisik antara massa rakyat dengan aparat kepolisian di kota Banggai, ujung timur Provinsi Sulawesi Tengah, Rabu (28/2). Korban yang dilaporkan tewas yaitu Junais (montir bengkel), Ridwan (tukang ojek), dan Ardan (tukang sayur). Korban Junais (34) tewas akibat hantaman popor senjata dan pentungan dari aparat saat terjadi bentrokan pertama yang berlangsung sekitar pukul 10:30 Wita, sedangkan Ridwan (28) dan Ardan (33) terkena peluru senjata api pada bentrok susulan sore harinya. Ketiga korban meninggal tersebut saat ini sudah dibawa ke rumah duka. Menurut rencana, mereka akan dikebumikan pada keesokan harinya. Informasi diperoleh ANTARA News dari Banggai menyebutkan selain tiga korban tewas, empat warga sipil mengalami luka berat dan sudah dibawa ke sebuah Rumah Sakit di kota Luwuk, ibukota Kabupaten Banggai. Sementara itu, 24 warga sipil lainnya mengalami luka ringan akibat terkena peluru tajam dan peluru karet yang dimuntahkan aparat. Dua anggota polisi cedera terkena lemparan batu dari massa, dan mereka sudah mendapatkan perawatan di Mapolsek Banggai. Bentrok fisik antara massa rakyat dengan aparat kepolisian itu dipicu oleh masuknya puluhan personel polisi dari Luwuk, Rabu (28/2) pagi, untuk membebaskan kantor-kantor pemerintah di lingkungan Pemkab Bangkep yang "disegel" massa rakyat sejak Selasa (20/2) lalu. Massa menolak kehadiran pasukan polisi kiriman dalam jumlah besar untuk membebaskan perkantoran pemerintah yang mereka duduki, kecuali melalui pendekatan sosial-politik. "Kami di sini hanya berharap penyelesaian pemindahan ibukota kabupaten (dari Banggai ke Salakan) tidak merugikan sebagian besar rakyat yang tak memilih dia dalam Pilkada lalu," kata Adi, warga Banggai. Aksi pendudukan oleh warga Banggai ini dipicu oleh upaya Bupati Bangkep Drs Irianto Malinggong untuk memindahkan ibukota dari Banggai ke Salakan yang terletak di pulau yang berbeda. Sampai berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari kepolisian setempat mengenai jumlah korban meninggal dan luka-luka.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007