ang bisa bertahan hidup dan makan hanya kelasnya harimau, kelasnya serigala, kelasnya beruang
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menteri PAN-RB) Yuddy Chrisnandi mengingatkan bahwa dunia saat ini sudah seperti hutan belantara di mana negara yang lemah akan runtuh dalam persaingan global.

"Dunia ini sekarang sudah seperti hutan belantara. Yang bisa bertahan hidup dan makan hanya kelasnya harimau, kelasnya serigala, kelasnya beruang," kata dia dalam Rapat Koordinasi Pendayagunaan Aparatur Negara di Kementerian PAN-RB, Jakarta, Selasa.

Dalam konteks transformasi ekonomi, idiomnya negara yang bertahan adalah negara-negara adidaya yang bisa memberikan makanan berupa kebutuhan energi bagi bangsanya, ujar Yuddy.

Dia mengatakan dunia saat ini dihuni sedikitnya tujuh miliar manusia, sedangkan menurut perhitungan para ahli ekonomi, idealnya bumi dihuni 3,5 hingga empat miliar manusia saja.

"Artinya sekarang sudah surplus tiga miliar umat manusia, artinya kualitas nutrisi makanan, kualitas udara segar, kuantitas kebutuhan energi dan kehidupan layak ini tidak bisa dinikmati semua orang," kata dia.

Akibatnya, ujar Yuddy, timbul "the falling state" atau negara-negara yang runtuh lebih dulu seperti Ethiopia, Namibia, dan Somalia di Afrika bagian selatan.

"Padahal di negara-negara itu rumput masih tumbuh, pisang masih tumbuh, hujan masih ada, tapi rakyatnya kelaparan. Ini karena skenario ekonomi belantara di mana negara lemah runtuh," jelas dia.

Untuk itu Yuddy mengingatkan bahwa tata kelola pemerintahan adalah kunci utama kemajuan suatu bangsa dalam situasi persaingan global saat ini.

Dia meminta seluruh aparatur sipil negara di dalam lintas kementerian bekerja keras mewujudkan reformasi birokrasi di berbagai level.

"Presiden mengatakan jangan melakukan aktivitas reformasi birokrasi yang biasa-biasa saja, nanti ketinggalan dengan negara lain dan inilah alasan kita melakukan rapat koordinasi ini," ujar dia.

"Presiden berkali-kali menyampaikan di berbagai kesempatan, bahwa persaingan tidak bisa dihindari, kita harus maju ke depan dan jangan tergilas dengan negara-negara besar untuk kemudian dibiarkan. Kita tidak ingin seperti itu " tutur Yuddy.

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016