Doha (ANTARA News) - Raksasa energi Arab Saudi dan Rusia pada Selasa sepakat menahan produksi minyak untuk mencoba menstabilkan pasar, jika produsen utama lainnya melakukan hal yang sama, kata menteri minyak Qatar.

Menteri minyak Saudi dan Rusia, bersama dengan mitra mereka dari Venezuela dan Qatar, "setuju untuk menahan produksi di tingkat Januari asalkan produsen-produsen utama lainnya menyusul," kata Menteri Energi Qatar Mohammed bin Saleh al-Sada, lapor AFP.

"Langkah ini dimaksudkan untuk menstabilkan pasar," kata Sada, yang pejabat presiden kartel minyak OPEC, menggambarkan pertemuan di Doha sebagai "keberhasilan".

Menteri Perminyakan Saudi Ali al-Naimi mengatakan: "Ini adalah awal dari sebuah proses yang kita akan nilai dalam beberapa bulan ke depan dan memutuskan apakah kita perlu langkah-langkah lainnya untuk menstabilkan dan membenarkan pasar.

"Kami tidak ingin perputaran signifikan dalam harga. Kami tidak ingin pengurangan pasokan. Kami ingin memenuhi permintaan dan kami ingin harga minyak stabil," katanya.

Patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea, naik 81 sen menjadi 34,20 dolar AS per barel di perdagangan London menyusul pengumuman tersebut.

Harga minyak telah jatuh sekitar 70 persen sejak Juni 2014, terpukul oleh kelebihan pasokan, permintaan lamban dan kekhawatiran tentang prospek ekonomi global.

Mereka juga telah ditekan oleh kembalinya Iran ke pasar dunia setelah pencabutan sanksi internasional terkait dengan program nuklirnya.

Produsen-produsen lain, baik anggota OPEC maupun non-OPEC, diharapkan untuk "mulai segera melakukan komunikasi intensif," kata menteri Qatar, yang memimpin pembicaraan.

13-negara kartel minyak OPEC, yang Arab Saudi, Venezuela, Qatar dan Iran adalah anggotanya, telah menahan diri dari pemotongan produksi karena dipandang sebagai upaya mempertahankan pangsa pasar dalam menghadapi persaingan dari produsen minyak seperti AS.

Rusia -- yang bukan anggota kartel minyak -- telah melihat ekonominya yang terpukul resesi dirusak lebih lanjut oleh kemerosotan harga minyak.

Naimi mengatakan bahwa empat negara yang bertemu Selasa setuju "menahan (produksi) sekarang pada tingkat Januari adalah memadai untuk pasar."
(Uu.A026)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016