Jakarta (ANTARA News) - Delegasi Indonesia dan Polandia sepakat untuk membentuk pusat kebudayaan di ibukota negara masing-masing, menurut Dubes RI di Warsawa, Hazairin Pohan, Kamis. Kesepakatan itu tertuang dalam sebuah protokol yang merupakan implementasi persetujuan kerjasama kebudayaan dan pendidikan RI-Polandia yang ditandatangani tahun 2003, saat kunjungan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono ke Polandia. Dubes Pohan yang juga ketua delegasi RI pada perundingan itu menjelaskan kedua delegasi telah menyepakati teks protokol yang direncanakan akan ditandatangani pada 2007. Bidang kerjasama lain yang juga disepakati dalam teks protokol itu, antara lain pemberian beasiswa untuk tingkat bergelar maupun non-gelar, kegiatan kepemudaan, media massa, kearsipan dan perpustakaan, teater dan perfilman, musik kontemporer dan tradisional, dan perlindungan benda-benda budaya. Pohan menyatakan kepuasannya terhadap berbagai hasil yang dicapai, khususnya terhadap gagasan pembentukan pusat kebudayaan, Sebagai implementasi dari UU No. 37/1999 tentang Hubungan Luar Negeri. Menurut Pohan, sudah saatnya pemerintah mempertimbangkan pembukaan Pusat Kebudayaan Indonesia di luar negeri, sebagai bagian dari strategi untuk penyelenggaraan diplomasi kebudayaan yang dilaksanakan secara permanen. "Kekuatan kita di bidang kebudayaan dapat menjadi salah satu `soft-power` yang ampuh dalam perkembangan diplomasi kontemporer untuk membangun citra positif RI, seiring mulai pulihnya kekuatan ekonomi RI di dunia internasional," katanya. Pohan mengharapkan gagasan pembentukan pusat kebudayaan RI di Polandia dapat dibangun dalam tiga tahun mendatang. Ia mengatakan Indonesia belum memiliki institusi permanen serupa di luar negeri. Apalagi, Indonesia cukup dikenal oleh dunia sebagai negara yang kaya dengan berbagai sumber alam dan keindahan panoramanya. Program yang secara sistematis dikelola pusat kebudayaan ini akan memberikan kesempatan bagi Indonesia untuk menunjukkan khazanah dan kekayaaan budaya bangsa di luar negeri, katanya. Di samping itu, kata Pohan, berbagai pusat kebudayaan ini juga akan mendukung kampanye promosi wisata dalam jangka panjang. Berkaitan dengan Protokol tersebut, dia menyatakan, dokumen tersebut akan berfungsi sebagai payung hukum kegiatan antar-pemerintah yang akan lebih meningkatkan intensitas kerjasama kebudayaan dan pendidikan antar kedua Negara melalui berbagai institusi pelaksananya. Dalam jamuan makan-siang yang diselenggarakan oleh Wakil Menlu Polandia, Rafal Wisniewski, Ketua Delegasi RI Hazairin Pohan menjelaskan sebenarnya berbagai kegiatan kerjasama antar-perguruan tinggi, pemberian beasiswa Darmasiswa kepada mahasiswa Polandia, serta kegiatan seni budaya telah berjalan baik selama ini. Dalam kurun tiga tahun terakhir, kegiatan seni budaya yang dilakukan KBRI mengalami peningkatan yang cukup signifikan dengan semakin banyaknya permintaan pertunjukan seni budaya Indonesia dari masyarakat dan lembaga kebudayaan setempat. Pada tahun 2007-2008, KBRI Warsawa telah merencanakan pameran kebudayaan Sumatera Selatan (Juni 2007), pameran batik di Krakow (Oktober 2007), serta pembukaan pusat bahasa Indonesia di Universitas Jagiellonian di Krakow dan di Universitas Warsawa. Pusat bahas ini akan menambah sarana pelajaran bahasa Indonesia yang telah ada di Adam Mickiewicz University di Poznan dan pameran terpadu Provinsi Bali pada tahun 2008.(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007