Palu (ANTARA News) - Kapolda Sulawesi Tengah (Sulteng), Brigjen Pol Badrodin Haiti, menyatakan bahwa situasi keamanan di Kota Banggai, Kabupaten Banggai Kepulauan (Bangkep), sudah terkendali, setelah sehari sebelumnya rusuh karena sekelompok massa menolak pemindahan ibukota kabupaten ke Salakan.. "Situasi di Banggai sudah dalam kendali polisi dan aktivitas masyarakat berangsur pulih. Aksi pendudukan kantor pemerintahan yang berlangsung lebih sepekan juga sudah berakhir," katanya di Palu, Kamis. Menurut Kapolda, jatuhnya korban jiwa tak terelakkan karena ribuan massa menyerang Mapolsek Banggai yang hanya dijaga sekitar 50 personil polisi. "Maka dengan sangat terpaksa anggota membela diri setelah berulangkali tembakan peringatan ke udara diabaikan massa," katanya. Lebih lanjut, Badrodin menjelaskan bahwa dari empat korban tewas, dua diantaranya karena terkena peluru aparat, seorang karena pukulan aparat, dan seorang lainnya karena terkena lemparan massa sendiri. Sementara sekitar 10 orang anggota polisi dan dua anggota TNI menderita luka-luka akibat lemparan batu, serta sebuah rumah milik anggota polisi yang berada di sekitar Mapolsek Banggai rusak oleh amuk massa. Polda Sulteng, lanjutnya, menerjunkan satu SSK (satuan setingkat kompi) anggota Brimob untuk memperkuat pengamanan di wilayah tersebut. Sekelompok massa di Banggai menggelar aksi pendudukan kantor pemerintah yang mengakibatkan lumpuhnya roda pemerintahan di daerah tersebut. Aksi pendudukan itu sendiri dipicu oleh upaya Bupati Bangkep, Irianto Malinggo, untuk memindahkan kedudukan Ibukota ke Salakan sebagaimana perintah UU 51/1999. Dalam Pasal 10 UU ini disebutkan bahwa ibukota Kabupaten Bangkep berkedudukan di Banggai, namun dalam Pasal 11 undang-undang mengenai pembentukan kabupaten tersebut menyebutkan bahwa setelah lima tahun peresmian kabupaten maka ibukota dipindahkan ke Salakan. Tidak adanya kepastian hukum di tengah masyarakat akibat penetapan dualisme ibukota kabupaten dalam undang-undang buatan anggota DPR masa bakti 1997-1999 itu telah memicu konflik di daerah tersebut, bahkan hingga berujung pada jatuhnya korban jiwa dan cedera cukup banyak.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007