... kami perkirakan tahun ini pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 5,4 persen."
Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) memprediksi pertumbuhan kredit sepanjang 2016 bisa mencapai 14 persen, dan batas atas perkiraaan BI sebelumnya 12 hingga 14 persen.

"Dampak ke pertumbuhan kredit, kalau tanpa penurunan GWM memang bisa naik dari akhir 2015 tercatat 10,5 persen dan di akhir tahun bisa 12,5 persen. Ditambah GWM, pertumbuhan kredit bisa lebih tinggi menjadi 14 persen," kata Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo saat jumpa pers di Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan bahwa penurunan suku bunga BI (BI rate) menjadi 7 persen dan giro wajib minimum (GWM) primer dalam rupiah menjadi 6,5 persen dapat memberikan kontribusi terhadap meningkatnya penyaluran kredit perbankan.

Per Desember 2015, BI mencatat, pertumbuhan kredit tercatat sebesar 10,5 persen tahun ke tahun (year on year/yoy), sedikit meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 9,8 persen (yoy).

Sementara itu, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) pada bulan Desember 2015 tercatat sebesar 7,3 persen (yoy) atau lebih rendah daripada pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 7,7 persen (yoy).

Perry menjelaskan, dari sisi permintaan kredit sendiri akan dipengaruhi beberapa faktor, seperti suku bunga, prospek bisnis, dan kebijakan-kebijakan pemerintah.

"Dari sinilah kami melihat permintaan kredit akan meningkat. Itulah mengapa kami akhirnya menurunkan suku bunga," kata Perry.

Stimulus fiskal yang dipercepat sejak tahun lalu sudah diadakan lelang proyek oleh pemerintah dan sebagian sudah jalan, juga akan membantu meningkatkan penyaluran kredit. Begitu pula dengan Program Kredit Usaha Rakyat (KUR).

BI yang sebelumnya memprediksi pertumbuhan ekonomi akan tumbuh di batas bawah 5,2 sampai dengan 5,6 persen, diperkirakan akan mengarah ke titik tengah.

"Dari sebelumnya 5,3 persen atau 5,2 persen, kami perkirakan tahun ini pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 5,4 persen," demikian Perry Warjiyo.

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2016