Jakarta (ANTARA News) - Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat ditutup turun sebesar 81,23 poin seiring dengan munculnya rumor mengenai pembatasan maksimum marjin bunga bersih atau net interest margin (NIM) bank oleh regulator.

IHSG BEI ditutup turun 81,23 poin atau 1,70 persen menjadi 4.697,56. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak melemah 18,39 poin (2,19 persen) menjadi 820,39.

Analis Reliance Securities Lanjar Nafi di Jakarta, Jumat, mengatakan bahwa rumor rencana Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengenai batas maksimum NIM bank di level 4 persen agar dapat bersaing di regional Asia menghilangkan momentum positif dari pemangkasan suku bunga Bank Indonesia (BI rate).

"Rumor itu dijadikan alasan oleh investor di pasar saham domestik untuk mengambil posisi ambil untung, termasuk asing pada sektor keuangan perbankan sehingga turun pada perdagangan di akhir pekan ini," katanya.

Dalam data perdagangan BEI pada Jumat ini, tercatat pelaku pasar asing membukukan jual bersih atau foreign net sell sebesar Rp912,237 miliar.

Menurut dia, rencana OJK itu masih sangat jauh terpenuhi oleh bank-bank di Indonesia mengingat NIM perbankan yang rata-rata jauh di atas level 4 persen dan perbedaan debitur di setiap negara.

Di sisi lain, lanjut dia, bursa saham di kawasan Asia yang berada dalam area negatif menambah dorongan bagi pelaku pasar saham di dalam negeri untuk melakukan aksi ambil untung.

Sementara itu, tercatat frekuensi saham di BEI mencapai 296.503 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 3,40 miliar lembar saham senilai Rp6,47 triliun. Efek yang bergerak naik sebanyak 84 saham, turun 208 saham, dan yang bergerak stagnan atau tidak bergerak nilainya sebanyak 93 saham.

Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng turun 77,58 poin (0,40 persen) ke level 19.285,50, dan indeks Nikkei melemah 229,63 poin (1,42 persen) ke level 15.967,17, Straits Times melemah 0,40 poin (0,02 persen) ke posisi 2.657,17. 

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016