Subang (ANTARA News) - PT Sharp Electronics Indonesia (SEID) optimistis penjualan elektronik merek tersebut bakal tumbuh 15 persen tahun ini seiring membaiknya kondisi ekonomi di dalam negeri.

"Paket kebijakan ekonomi dan pembangunan infrastruktur yang mendorong negara mengucurkan uang diharapkankan mampu menggerakkan ekonomi makro dan mikro Indonesia," GM Penjualan Nasional SEID Andry Adi Utomo, di Subang, Jawa Barat, Sabtu.

Pada temu ramah dengan wartawan, ia paket kebijakan ekonomi dan pembangunan infrastruktur merupakan awal yang baik untuk menggerakkan pertumbuhan ekonomi nasional.

Perbaikan kondisi ekonomi yang mempengaruhi pasar elektronik di Indonesia sudah terlihat pada Oktober 2015 hingga Januari 2016.

"Kondisi pasar (elektronik) sudah sedikit membaik dibandingkan tahun lalu," ujarnya. Meskipun pada Pebruari, pasar elektronik diperkirakan  melemah tipis akibat banjir dan jumlah hari yang lebih pendek dibandingkan bulan sebelumnya.

Secara menyeluruh ia optimistis pertumbuhan penjualan SEID tahun ini naik 15 persen dibandingkan tahun lalu yang mencapai Rp8,3 triliun.

"Jumlah tersebut mencapai 19,3 persen dari total pasar industri (elektronik) nasional yang mencapai sekitar Rp43 triliun pada 2015," kata Andry.

Kondisi itu menempatkan Sharp Indonesia, kata dia, sebagai kontributor ke 3 terbesar setelah Amerika Serikat dan Tiongkok.

Adapun kontributor penjualan terbesar SEID adalah lemari es (35 persen), televisi (20-25 persen), sedangkan sisanya mesin cuci dan pengatur suhu dalam ruang (AC), serta barang-barang elektronik kecil (enam persen).

Bahkan Andry optimistis bila nilai tukar rupiah terus menguat, maka tidak tertutup kemungkinan Sharp menurunkan harga barang elektronik yang dipasarkan di Indonesia.

"Dalam rencana bisnis kami telah menggunakan asumsi (kurs) Rp13.800/dolar AS. Jadi kalau (kurs) Rp13.500 saja, maka harga (elektronik Sharp) bisa turun," katanya.

Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016