Industri ini merupakan salah satu industri berbahan baku alam yang memberi kontribusi pada nilai tambah, devisa dan lapangan kerja. Untuk itu, pasokan bahan baku harus dijaga kontinuitasnya,”
Jakarta (ANTARA News) - Industri pulp dan kertas agresif melakukan investasi, ekspansi dan membangun pabrik guna menambah produksi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun ekspor, kata Menteri Perindustrian Saleh Husin.

“Industri ini merupakan salah satu industri berbahan baku alam yang memberi kontribusi pada nilai tambah, devisa dan lapangan kerja. Untuk itu, pasokan bahan baku harus dijaga kontinuitasnya,” kata Saleh melalui siaran pers di Jakarta, Rabu.

Ia menyampaikan hal itu saat menerima Board of Trustee Tanoto Foundation yang juga Direktur Asia Pacific Resources International Holdings Ltd.'s (APRIL) Group Anderson Tanoto di Gedung Kemenperin.

Pertemuan tersebut membahas tentang perkembangan pembangunan pabrik kertas atau Paper Machine 3 milik PT Riau Andalan Pulp & Paper (RAPP), yang merupakan bagian dari APRIL Group. “Pembangunan proyek ini on schedule dan anggaran yang under control. Rencananya, peresmian pada September 2016,” ujarnya.

Perseroran juga akan membangun pabrik PT Sateri Viscose Internasional (SVI) yang akan menghasilkan serat rayon dan high digital paper dengan nilai investasi sebesar Rp15 triliun.

Menteri Saleh mengapresiasi ekspansi RAPP ini lantaran merupakan upaya konkret peningkatan nilai tambah, di mana produk rayon memasok kebutuhan pabrik garmen yang juga merupakan industri padat karya.

Kemenperin mencatat, kapasitas terpasang industri pulp dan kertas nasional masing-masing sebesar 7,93 juta ton per tahun pulp dan 12,98 juta ton per tahun kertas dengan realisasi produksi 6,4 juta ton per tahun pulp dan 10,4 ton per tahun kertas. Capaian itu membuat Indonesia menjadi produsen pulp dan kertas terkemuka di dunia, yakni peringkat 9 untuk industri pulp dan peringkat 6 untuk industri kertas, sementara di Asia menempati peringkat ke 3 untuk industri pulp maupun kertas.

Peletakan batu pertama proyek Paper Machine 3 ini dilakukan oleh Menperin pada April tahun lalu. RAPP berharap pabrik ini mendorong nilai ekspor perseroan dari Rp25 triliun menjadi Rp30-35 triliun. Saat itu, Menperin meminta RAPP mengoptimalkan kinerja dan bahkan menantang manjemen perusahaan sanggup mencetak penjualan ekspor menembus Rp40 triliun.

Anderson Tanoto mengatakan, investasi pembangunan PM 3 mencapai Rp4 triliun rupiah. Perseroan mencatat, kapasitas produksi RAPP sebanyak 2,8 juta ton pulp dan 820 ribu ton kertas.

Kecepatan produksi menembus 1,4 km per jam. Pabrik terbaru ini akan menambah kapasitas sebesar 250 ribu ton per tahun berupa high grade digital paper.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016