Pontianak (ANTARA News) - Provinsi Kalimantan Barat telah membentuk sepuluh desa siaga api guna mencegah atau meminimalisir terjadinya kebakaran hutan dan lahan pada musim kemarau, kata Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalbar, Sustyo Iriyono.

"Dalam mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan, dibentuklah sepuluh desa siaga api di lokasi yang rawan dengan satu desa satu peleton pemadam kebakaran," kata Sustyo Iriyono saat dihubungi di Pontianak, Rabu.

Ia menjelaskan, dibentuknya desa siaga api sebagai tindak lanjut dari ikrar kesepakatan bersama pada apel pencegahan dan penanggulangan anti kebakaran hutan dan lahan tahun akhir Februari 2016 di Ketapang.

"Kabupaten Ketapang merupakan daerah paling banyak titik api saat kebakaran hutan dan lahan tahun 2015. Ikrar ini juga diikuti oleh perwakilan perusahaan perkebunan kelapa sawit dan HTI se-Kabupaten Ketapang," ungkapnya.

Ia menambahkan, di tingkat Provinsi Kalbar, telah dilakukan pula peluncuran patroli terpadu dan rapat evaluasi penanganan bencana asap akibat Karhutla tahun 2015.

"Kami bersama Pemprov Kalbar juga telah melakukan kegiatan konsolidasi dalam rangka pengendalian Karhutla tahun 2016, di kabupaten/kota di Kalbar, diantaranya, di Kota Singkawang, Kabupaten Sambas, Bengkayang, Sanggau, Sintang, dan Kabupaten Melawi," ujarnya.

Data BKSDA Kalbar, sejak Januari hingga Februari 2016, di Kalbar umumnya terjadi hujan mulai dari intensitas ringan, sedang hingga lebat.

"Sepanjang itu, juga tidak terpantau titik api di Kalbar, kalau dibanding di bulan yang sama di tahun 2015, tercatat ada 49 titik api," ujarnya.

Pewarta: Andilala
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016