Makassar (ANTARA News) - Sebanyak tiga orang pembantu rumah tangga (PRT) di Makassar, nekad melompat pagar rumah berlantai tiga setinggi sekitar 10 meter untuk membebaskan diri karena sudah tidak tahan lagi dengan tekanan yang mereka alami. Ketiga pembantu itu bernama Maya, Eti dan Mery, berasal dari Maumere, Flores, NTT. Peristiwa itu terjadi Minggu pagi sekitar pukul 10.00 Wita di Jalan Tinumbu, Kec. Ujung Tanah, Makassar, namun mereka selamat meski menderita luka-luka lecet. Maya mengaku telah bekerja selama dua bulan di rumah majikannya yang mereka panggil dengan sebutan Toke dan Nona itu, tetapi tidak pernah mendapat gaji dari hasil kerja mereka. Ia juga mengaku bahwa dirinya bersama kedua temannya disuruh bekerja hingga larut malam dan kadang tidak diberi makan. "Selama kerja di sana, kami kadang tidak diberi makan tetapi disuruh kerja hingga larut malam, makanya kami nekat memanjat pagar tembok rumah Toke agar bisa lepas dari mereka," ujar Maya. Maya nekat melarikan diri dari rumah majikannya setelah temannya yang bernama Mery dan Eti lebih dahulu melarikan diri pada Minggu dinihari sekitar pukul 02.00 Wita. Karena ketakutan, dirinya bersembunyi di salah satu rumah kontrakan yang dihuni warga awal Flores yang ditunjukkan oleh salah seorang wartawan yang tinggal di Jl Sungai Saddang. Maya kini berharap bisa pulang ke kampung halamannya untuk bertemu keluarganya. "Saya sudah tidak ingin kerja di situ lagi. Tak usahlah lapor polisi, saya mau pulang saja, saya kangen dengan keluarga," ujar Maya dengan nada sedih. Akibat melompat dari ketinggian 10 meter itu, Maya mengalami luka lecet di telapak tangannya. Mengenai nasib kedua temannya, Maya mengaku tidak tahu karena sampai saat ini ia belum bertemu dengan mereka.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007