Ini bukan kerja sama baru karena selama ini kita telah melatih banyak diplomat Afghanistan di Indonesia
Jakarta (ANTARA News) - Indonesia dan Afghanistan sepakat melanjutkan kerja sama pelatihan diplomat dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Menlu RI Retno Marsudi dan Menlu Afghanistan Salahuddin Rabbani.

"Ini bukan kerja sama baru karena selama ini kita telah melatih banyak diplomat Afghanistan di Indonesia," ujar Menlu Retno seusai melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu Afghanistan Salahuddin Rabbani di sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja sama Islam (OKI) di Balai Sidang Jakarta, Minggu.

Sejak 2001, Indonesia-Afghanistan memiliki 44 program kerja sama pelatihan sumber daya manusia mencakup 353 peserta mulai dari anggota kepolisian hingga diplomat.

Selain itu, hubungan kedua negara juga diperkuat dengan pembangunan Indonesian Islamic Center (IIC) di daerah Ahmad Shah Baba Mina, Kabul, Afghanistan sejak 2014.

Pembangunan IIC ini diharapkan dapat mendukung proses perdamaian dan rekonsiliasi di Afghanistan dan mendorong kerja sama akademisi Islam dan ulama kedua negara untuk mempromosikan pemahaman Islam moderat.

"Indonesian Islamic Center adalah salah satu ikon persahabatan Indonesia-Afghanistan serta simbol untuk menyebarkan pesan Islam yang rahmatan lil alamin," kata Menlu Retno.

Indonesia, kata dia, juga mengundang Afghanistan untuk menghadiri konferensi internasional tingkat menteri "Bali Process" pada Maret 2016, yang akan membahas penyelundupan dan perdagangan manusia serta kejahatan transnasional.

Sementara itu, Menlu Afghanistan Salahuddin Rabbani menyatakan apresiasinya terhadap Indonesia yang telah membantu terselenggaranya KTT-LB OKI ke-5 bertema "Bersatu untuk Solusi yang Berkeadilan" dengan fokus penyelesaian isu Palestina dan Al Quds Al Syarif.

"KTT ini sangat penting untuk membangun persatuan dan solidaritas negara-negara Islam demi kemerdekaan Palestina," ujar Salahuddin.

Selain kerja sama di bidang ekonomi dengan nilai perdagangan bilateral mencapai 35,56 juta dolar AS pada 2015, Indonesia dan Afghanistan memiliki hubungan erat dalam penanganan isu migrasi ireguler, termasuk isu pencari suaka dan pengungsi.

Afghanistan telah berpartisipasi pada pertemuan BRMC ke-5 pada 2 April 2013, dan pertemuan "Jakarta Declaration Roundtable Meeting on Addressing the Root Causes of Irregular Movements of Persons" pada 27-28 November 2015 di Jakarta.

Pewarta: Yashinta Difa P
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016