Jakarta (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda menegaskan negara-negara subkawasan harus terus meningkatkan respon terhadap ancaman terorisme, dengan mengembangkan metode dan menyempurnakan mekanisme untuk memerangi terorisme. "Di saat kita sedang meningkatkan kerjasama kita dan memperluas kemampuan melawan terorisme, mereka juga meningkatkan strategi dan taktik untuk memperkuat ancaman mereka pada perdamaian dan keamanan," kata Menlu saat membuka Konferensi Tingkat Menlu Sub-Kawasan tentang Kontraterorisme, di Jakarta, Senin. Acara yang dihadiri oleh Menteri Luar Negeri Malaysia, Filipina, Thailand, Australia, Indonesia serta seorang Menteri Senior Singapura itu merupakan pertemuan lanjutan yang sebelumnya berlangsung di Bali pada 2004, dihadiri sekitar 20 perwakilan dari negara-negara di Asia Pasifik. Hassan dalam konferensi yang digagas oleh pemerintah Indonesia dan Australia itu mengemukakan enam negara peserta konferensi adalah negara-negara yang berada di bawah ancaman jaringan teroris dan mengalami kerusakan karena sepak terjang para teroris. "Oleh karena itu, kita berhutang pada warga negara kita untuk membayarnya dengan memerangi terorisme," katanya. Ketika para teroris itu sukses, lanjut Hassan, mereka tidak hanya membunuh orang dalam jumlah besar, tetapi juga melumpuhkan masyarakat, sistem politik, dan merusak perekonomian. "Karena itu kita tidak boleh membiarkan mereka sukses, kita harus menghentikannya. Dengan pertemuan ini saya berharap dapat menghasilkan langkah nyata dalam menanggulangi terorisme," lanjutnya. Pertemuan para Menteri Luar Negeri ini berlangsung selama dua hari (5-6 Maret) di Jakarta dan diikuti oleh 21 anggota delegasi Australia, 21 dari Indonesia, 18 orang Malaysia, 27 dari Filipina, 13 anggota delegasi Singapura, dan 24 orang Thailand yang terdiri atas para menlu, kepala polisi dan jaksa. Senada dengan Hassan, Menteri Luar Negeri Australia Alexander Downer mengungkapkan metode dan kemampuan para teroris semakin baik saat negara-negara subkawasan berupaya meningkatkan kemampuan menghentikan mereka. "Kita harus bekerja sama untuk melindungi masyarakat kita dan menolak ideologi berbahaya dan penyebarluasan propaganda oleh teroris yang digunakan untuk membenarkan tindakan mereka dan memenangkan dukungan dari kelompok-kelompok rentan," demikian ujar Downer. (*)

Copyright © ANTARA 2007