Pontianak (ANTARA News) - Pemerintah Kota Pontianak dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), menyiapkan dua lokasi untuk tempat masyarakat menyaksikan gerhana matahari total (GMT) di kota itu, Rabu (9/3).

"Bagi masyarakat yang akan menyaksikan gerhana matahari total besok, bisa di halaman Masjid Raya Mujahidin dan di Kantor Lapan Pontianak di Jalan 28 Oktober, Kelurahan Siantan Hulu," kata Wakil Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono di Pontianak, Selasa.

Dalam kesempatan itu, Edi mengimbau kepada warga kota itu agar tidak melihat gerhana matahari dengan "mata telanjang" tetapi menggunakan alat bantu, seperti teropong dan kaca mata khusus untuk menghindari kerusakan mata.

"Pemkot dan Lapan akan menyiapkan fasilitas teropong dan kaca mata khusus di Komplek Masjid Raya Mujahidin bagi warga yang ingin menyaksikan detik-detik fenomena alam yang sangat langka ini," ujarnya.

Pada saat detik-detik gerhana matahari, ketika bulan mulai bergeser dan lidah cahaya matahari mulai terlihat, maka pancaran sinar itu dapat merusak retina mata. "Masyarakat hendaknya berhati-hati ketika melihat gerhana matahari nanti karena lidah cahaya matahari yang terpancar saat gerhana itu terjadi dapat merusak retina mata," ungkapnya.

Sementara itu, menurut dia, khusus di Masjid Raya Mujahidin juga akan digelar shalat sunnah gerhana matahari, 9 Maret 2016.

Sebelumnya, Kepala Lapan Pontianak, Muzirwan menyatakan, pihaknya akan menyediakan sebanyak 180 kaca mata khusus untuk melihat kejadian yang hanya terjadi ratusan tahun sekali ini.

Namun jumlah sebanyak itu akan dibagi untuk dua lokasi pengamatan, yakni di Kantor Lapan Pontianak dan Masjid Raya Mujahidin. "Mungkin sekitar 100 atau 90 kaca mata di Lapan dan 90 di Masjid Raya Mujahiddin," ujarnya.

Muzirwan menambahkan, khusus di Kota Pontianak akan dilewati oleh gerhana matahari sedang, dengan sekitar 92,96 persen, tetapi pihak Lapan akan melakukan penelitian terkait kejadian gerhana matahari sedang tersebut.

"Kemungkinan besar gerhana matahari total bisa dilihat di Ketapang, karena di Palangkaraya akan terjadi gerhana matahari total," ujarnya.

Beberapa daerah di Indonesia pada 9 Maret 2016 akan dilalui gerhana matahari total sehingga diharapkan akan banyak wisatawan mancanegara dan lokal untuk menikmati keindahan alam yang baru akan terjadi lagi dalam 250 tahun mendatang.

Fenomena alam eksotis gerhana matahari total (GMT) akan melewati daerah, yaitu Palembang (dengan lama 1 menit 52 detik), Belitung (2 menit 10 detik), Balikpapan (1 menit 9 detik), Luwuk (2 menit 50 detik), Sampit (2 menit 8 detik), Palu (2 menit 4 detik), Ternate (2 menit 39 detik), Bangka (2 menit 8 detik), Palangkaraya (2 menit 29 detik), Poso (2 menit 40 detik), serta Halmahera (1 menit 36 detik).

Gerhana matahari sebagian juga bisa dinikmati di Padang (95,43 persen), Bandung (88,76 persen), Denpasar (76,53 persen), Kupang (65,49 persen), Surabaya (83,08 persen), Banjarmasin (98 persen), Manado (96,66 persen), Jakarta (88,76 persen), Pontianak (92,96 persen), Makassar (88,54 persen), serta Ambon (86,90 persen).

Fenomena alam yang pernah terjadi dan melewati Indonesia terjadi pada 30 tahun lalu, yaitu pada 11 Juni 1983 dan baru akan terjadi lagi dalam 250 tahun yang akan datang.

Pewarta: Andilala
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016