Palembang (ANTARA News) - Awan menghalangi kesempurnaan pemandangan gerhana matahari yang dilihat sebagian warga Kota Palembang, Sumatera Selatan, di Bumi Sriwijaya.

Berdasarkan pengamatan melalui satelit, tutupan awan saat terjadi GMT di Kota Palembang dan sekitarnya 30-50 persen, kata Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Kenten Badan Metrologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sumsel Indra Purnama, di Palembang, Rabu.

Dia menjelaskan secara umum kondisi cuaca di Kota Palembang dan dan wilayah Provinsi Sumatera Selatan lainnya pada saat terjadi gerhana matahari total cerah berawan.

Sedangkan pada siang hingga sore harinya diprakirakan cuaca berawan hingga berpeluang turun hujan ringan dan sedang dengan tutupan awan 50-85 persen, kata dia.

Dia menjelaskan, saat terjadi GMT cuaca cukup bersahabat dan sesuai dengan prediksi secara statistik hujan yang turun pada pagi hari di Maret 2016 ini relatif sedikit berkisar 15 hingga 20 persen.

Berdasarkan pengamatan melalui satelit, selain bisa dilihat masyarakat Kota Palembag, GMT juga bisa dilihat masyarakat di tujuh kota Sumsel lainnya yakni Lubuklinggau, Rupit, Muarabeliti, Talang Ubi, Sekayu, Pangkalanbalai, dan Indralaya.

Kota Palembang sebagai Ibukota Provinsi Sumsel sebagai salah satu dari 11 kota di Indonesia yang menjadi pusat kegiatan wisata Gerhana Matahari Total.

Beberapa kota yang dilintasi GMT yakni Palembang dengan durasi atau lamanya waktu berlangsungnya fenomena alam itu sekitar satu menit lima puluh dua detik (1:52 detik) yang mulai terjadi pagi ini sekitar pukul 07.22 WIB, ujar Indra.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Sumatera Selatan Herlan Aspiudin menjelaskan konsep wisata GMT yang disiapkan dan dipromosikan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata provinsi setempat cukup diminati wisatawan asing.

"Sejumlah hotel berbintang di Palembang telah menerima kedatangan warga asal 12 negara yang menyaksikan fenomena alam langka GMT bersama pejabat, tokoh masyarakat, serta ribuan warga dari atas Jembatan Ampera dan pinggiran Sungai Musi di pelataran Benteng Kuto Besak, Kampung Kapitan, dan Kampung Arab," ujarnya.

Ratusan orang asing dari 12 negara seperti Singapura, Malaysia. Prancis, Inggris, Jerman, Belgia, Belanda, dan Amerika Serikat bersama warga Palembang dan daerah lainnya menyaksikan GMT bersama ribuan warga Palembang dan sejumlah daerah Sumsel lainnya

Pewarta: Yudi Abdullah
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016