Jakarta (ANTARA News) - Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad), Jenderal TNI Djoko Santoso, menegaskan kepada masyarakat dan aparat keamanan untuk mewaspadai segala bentuk teror di Ambon, terutama selama beberapa hari terakhir ini muncul kembali teror bom. "Saya sudah menginstruksikan kepada jajaran kodam setempat untuk meningkatkan kewaspadaan untuk mencegah terjadinya kembali aksi kekerasan dan rencana teror di Ambon," katanya disela-sela Rapat Kerja Panglima TNI, Marsekal TNI Djoko Suyanto, bersama Menteri Pertahanan (Menhan), Juwono Sudarsono, dengan Komisi I DPR di Jakarta, Senin. Ia mengatakan, pihaknya akan senantiasa berkoordinasi dengan polda setempat dalam penanganan teror bom dan kerusuhan yang akhir-akhir ini terjadi di Ambon. Ditanya pers mengenai keterlibatan pihak asing dalam teror bom di Pelabuhan Yos Sudarso Ambon beberapa hari lalu , Kasad mengatakan, pihaknya belum mendapat laporan ada tidaknya hubungan atau kaitannya. "Yang jelas, aksi kerusuhan dan teror bom yang terjadi di Ambon belakangan ini merupakan upaya untuk menciptakan instabilitas di daerah itu," kata Djoko Santoso, yang pernah bertugas di Maluku. Hari Senin( 15/3), Kota Ambon Ibukota Provinsi Maluku, juga kembali dilanda aksi teror bom yang sengaja diletakkan orang tidak dikenal di lahan kosong yang terletak sekitar lima meter samping kiri pusat perbelanjaan terbesar Ambon Plaza (Amplaz). Mendapat laporan dari warga, tim Jihandak Polda Maluku langsung menuju lokasi dan memasang police line, selanjutnya melakukan pemeriksaan dan menemukan sebuah bom rakitan masih aktif berukuran panjang sekitar 20 cm. Bom yang dilengkapi dengan sumbu itu, langsung diamankan ke dalam mobil Jihandak untuk dibawa ke Markas Brimob Polda Maluku guna diuraikan. Diperkirakan aksi teror bom itu ada kaitannya dengan kasus peledakan bom di pintu masuk Pelabuhan Yos Sudarso Ambon, Sabtu (3/3) lalu yang berakibat 13 orang menderita luka-luka. Ledakan bom di Pelabuhan Yos Sudarso terjadi saat penumpang KM Bukit Siguntang merapat ke pelabuhan untuk menurunkan para penumpang. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007