Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Sri Mulyani menegaskan bahwa APBN 2007 sama sekali tidak mengalokasikan sepeser pun dana untuk penanggulangan masalah semburan dan banjir lumpur di Sidoarjo. "Kalau tanya ke saya hari ini, saya katakan tidak ada sama sekali," kata Menkeu dalam rapat Komisi V DPR di Jakarta, Senin. Ia menyebutkan, alokasi belanja lain-lain dalam APBN 2007 sebesar Rp18 triliun, meskipun angkanya kelihatan besar, namun sama sekali tidak ada alokasi untuk masalah Lapindo. "Jumlah itu sudah dikapling, dari jumlah itu sebesar Rp2 triliun yang untuk cadangan bencana pun sudah ada kaplingnya untuk kabupaten mana, di mana, berapa jumlahnya," katanya. Jumlah Rp18 triliun itu, lanjutnya, antara lain juga untuk pengembalian Dana Reboisasi (DR) sebesar Rp4,2 triliun, untuk program-program di badan pengatur (BP) hilir, biaya penerimaan PNS, dan lainnya. "Jadi sudah ada kapling-kaplingnya," jelas Menkeu. Menurut dia, begitu APBN disepakati di DPR maka kedudukan Menteri Keuangan hanya sebagai bendahara saja dan melaksanakan sesuai kesepakatan itu. Namun melalui mekanisme APBN Perubahan, bisa saja masalah Lapindo dan lainnya seperti banjir, masuk dalam APBNP 2007. "Kami hanya menunggu saja bagaimana keputusannya. Bisa saja itu melalui keputusan sidang kabinet atau kesepakatan dengan DPR," kata Menkeu. Sebelumnya dalam rapat yang sama, Menneg Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Paskah Suzetta mengungkapkan bahwa Timnas Penanggulangan masalah Lapindo akan berakhir tugasnya 8 Maret 2007. "Tim yang dibentuk berdasar Perpres Nomor 13 Tahun 2006 bertugas selama 6 bulan dan berakhir 8 Maret, namun ternyata masalah tersebut belum dapat diatasi," kata Paskah. Sementara Menhub Hatta Rajasa menyatakan, sampai dengan 8 Maret 2007, berbagai penanganan masalah Lapindo merupakan tanggung jawab perusahaan itu. "Namun kesepakatan pembiayaan oleh Lapindo sebesar Rp3,9 triliun hanya menyangkut ganti rugi dan hal lainnya yang sejenis, sementara masalah infrastruktur sama sekali tidak ditangani," kata Hatta.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007